Sabtu, 24 November 2012

ALTERNATIF SOLUSI


MAKALAH  ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

ALTERNATIF SOLUSI









Disusun Oleh :

NAMA         : DAHYAR MASUKU
NIM             : K11111641
KELAS        : C
No Urut       : 59

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ ALTERNATIF SOLUSI”

Saya menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,  saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karena itu dengan rendah hati, saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
                                                           



Makassar,                2012


Penulis




ii


DAFTAR ISI


Halaman Judul  ................................................................................................................. i
Kata Pengantar  ................................................................................................................ ii
Daftar Isi  ......................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ..................................................................................................    1
B.       Permasalahan .....................................................................................................   2
C.       Tujuan Penulisan ...............................................................................................   2

BAB II. PEMBAHASAN
A.      Pengertian Alternatif  Solusion ................................................................................              3
B.       Langkah - langkah alternatif pemecahan masalah ................................................      4
C.       Elemen - elemen pemecahan masalah ...................................................................     8
D.      Faktor – faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah ....................................     9

BAB III. PENUTUP
A.      Kesimpulan   ............................................................................................................              10
B.       Saran .........................................................................................................................             10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................              11







 iii



BAB I
                                                    PENDAHULUAN                               

A.           LATAR BELAKANG

Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap masalah untuk menekan  akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting  untuk    dipecahkan

Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan seorang manajer, secara khusus,  merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam banyak organisasi, mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para manajer. Untuk itulah sulit untuk dapat diterima bila seorang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi seorang manajer (Whetten & Cameron, 2002). 

1

Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau informasi yang akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang muncul dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, & Weirdsma, 1998). Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik.  Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal.


B.            PERMASALAHAN

Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada makalah ini adalah:
A.           Pengertian Alternatif  Solusion
B.            Langkah - langkah alternatif pemecahan masalah
C.            Elemen - elemen pemecahan masalah
D.           Faktor – faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

C.           TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.             Mengetahui Pengertian Alternatif  Solusion
2.             Mengetahui Langkah - langkah alternatif pemecahan masalah
3.             Mengetahui Elemen - elemen pemecahan masalah
4.             Mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah












2

BAB II
PEMBAHASAN


A.           Pengertian Alternatif Solusi

Alternatif  adalah pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan sedangkan Soluli adalah penyelesaian, pemecahan (masalah dsb); jalan keluar. (www.artika.com).

Pemecahan masalah didefinisikan sebagai respon terhadap suatu hal yang berjalan baik maupun berjalan buruk. masalah (problem) merupakan suatu keadaan atau kejadian yang merugikan atau berpotensi akan merugikan bagi perusahaan dengan cara negatif atau sebaliknya, yaitu hal yang menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dalam cara yang positif.

Menurut Hunsaker (2005). Pemecahan masalah adalah suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. 

Menurut JR Jackson (dalam Winardi, 1999:181), untuk meniadakan suatu problem, diperlukan analisis problem yang terdiri dari penetapan problem (problem definition) dan pemecahan masalah (problem solution), ada sejumlah alangkah yang perlu ditambah dalam rangka usaha penetapan problem dan pemecahan problem yaitu
1.             Identifikasilah persoalan-pesoalan pokok,
2.             Kumpulkanlah dan susunlah faktor-faktor penting,
3.             Tetapkanlah alternatif-alternatif,
4.             Evaluasilah alternatif-alternatif dan
5.             Pilihlah alternatif-alternatif yang dianjurkan.

3

Menurut Raymond McLeod (1996:200) istilah pemecahan masalah mengingatkan pada perbaikan hal-hal yang salah. Masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau keuntungan yang luar biasa. Pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.

Dalam memecahkan masalah seorang pimpinan akan membuat banyak keputusan. Menurut Winardi (1999:18) Sistem pembuatan keputusan dalam Management by Objectives dinyatakan sebagai sistem berdasarkan sasaran-sasaran, yang berarti bahwa langkah pertama dalam usaha memecahkan sebuah masalah atau membuat sebuah keputusan adalah menjelaskan sasaran-sasaran kita. Pada macam-macam jenis sasaran yang dapat kita tetapkan bagi pimpinan kita terdapat sebuah hierarki sasaran-sasaran,
1.             Teratur atau rutin, yang diukur melalui penyimpangan-penyimpangan dari pada sasaran-sasaran standar,
2.             Pemecahan masalah, yang diukur melalui pemecahan-pemecahan dan waktu yang ditetapkan sebagai sasaran-sasaran, dan
3.             Tujuan-tujuan inovatif, yang diukur melalui perubahan-peru-bahan produktif yang dicari dan yang dicapai dalam waktu. Biasanya ada be-berapa strategi atau aksi yang dapat pimpinan pertimbangkan. Salah satu-nya kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai alternatif keputusan.

B.            Langkah – langkah Alternatif pemecahan masalah

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan metode analitis. Pada tahap ini, kita perlu melakukan diagnosis terhadap sebuah situasi, peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang manajer yang mempunyai masalah dengan staf-nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada waktu yang telah ditentukan. Masalah ini bisa terjadi karena, cara kerja yang lambat dari staf yang bersangkutan. Cara kerja yang lambat, bisa saja hanya sebuah gejala dari permasalahan yang lebih mendasar lagi, seperti misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah, kurangnya pelatihan atau kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada.

4

Agar kita dapat memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:
1.             Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi
2.             Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
3.             Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas
4.             Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya  dan kenyataan yang terjadi.
5.             Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait  atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
6.             Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.

Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah. Pada tahap ini, kita diharapkan dapat menunda untuk memilih hanya satu solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam kaitannya dengan pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999) mendukung pandangan bahwa kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik bila mempertimbangkan berbagai alternatif (Whetten & Cameron, 2002).

Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang baik:
1.             Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka.
2.             Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan kelompok.
5

3.             Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.

4.             Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.
5.             Alternatif–alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik , bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya. Contoh : Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena dampak diberikan paket kompensasi yang menarik.
6.             Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.


Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia. Dalam tahap ini , kita perlu berhati-hati dalam memberikan bobot  terhadap keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada, sebelum membuat pilihan akhir.  Seorang yang terampil dalam melakukan pemecahan masalah, akan memastikan bahwa dalam memilih alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan:

1.             Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.
2.             Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya
3.             Tingkat kemungkinan penerapannya
4.             Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada di dalam organisasi; misalnya budget, kebijakan perusahaan, dll.

Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif  pemecahan  masalah yang baik:
1.             Alternatif- alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar  yang optimal, dan bukan sekedar standar yang memuaskan
2.             penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan,
6

3.             Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
4.             Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung
5.             Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.
 
Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena dampak dari penerapan tersebut. Hampir pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara hati-hati memilih strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan terhadap solusi pemecahan masalah oleh orang-orang yang terkena dampak dan kemungkinan penerapan sepenuhnya dari solusi yang bersangkutan (Whetten & Cameron, 2002).

Berikut adalah karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif:
1.             Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
2.             Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi “sedikit-demi sedikit” dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
3.             Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan ,  sehingga terjadi proses pertukaran informasi
4.             Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen
5.             Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur.
7

6.             Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya

C.           Elemen-elemen pemecahan masalah

Elemen pertama adalah mengevaluasi standar. Standar kinerja dinyatakan dalam  bentuk rencana, anggaran dan kuota. Standar memiliki karakteristik tertentu :
-                 Standar harus sah (valid). Standar harus realistis.
-                 Standar harus dimengerti oleh mereka yang diharapkan untuk mencapai
-                 Standar harus terukur.
Elemen kedua adalah membandingkan output sistem dengan standar.
Elemen ketiga adalah mengevaluasi manajemen. Suatu penilaian kritis dilakukan atas manajemen sistem dan struktur organisasi.Sinyal-sinyal adanya masalah :
-                 manajer bekerja dalam jam  yang  sangat  panjang  dan
-                 keputusan-keputusan terbukti salah.
Elemen keempat mengevaluasi pemroses informasi.
Elemen kelima adalah mengevaluasi input dan sumberdaya input. Pada analisis ini  konseptual  sistem  tidak  lagi  merupakan  persoalan, permasalahan ada pada sistem fisik.
Elemen keenam adalah mengevaluasi proses transformasi. Contoh-contoh modern dalam           memecahkan              masalah transformasi               adalah:  otomatisasi, penggunaan robot, dll
Elemen ketujuh adalah mengevaluasi sumber daya output.










8


D.           Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
          
1.             Pemecahan Masalah
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya ini mempengaruhi keterlibatannya dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
2.             Merasakan masalah
Ada tiga kategori dasar dalam gaya merasakan masalah (problem-sensing style), yaitu :
-      Menghindar masalah (problem avoider), mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik saja.
-      Pemecah masalah (problem solver), manajer ini tidak mencari dan tidak menghalangi masalah.
-      Pencari masalah (problem seeker), manajer  ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya
3.             Mengumpulkan informasi
Gaya mengumpulkan informasi ada dua :
-   Gaya teratur (preceptive  styles),  manajer  jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
-   Gaya menerima (receptive style), manajer  jenis  ini  ingin  melihat semuanya, kemudian    menentukan   apakah  informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.
4.             Menggunakan informasi :
Manajer  juga  cenderung  menggunakan  salah  satu  dari  dua  gaya menggunakan informasi, yaitu :
-   Gaya  sistematik  (systematic  style).  Manajer  memberi  perhatian khusus  untuk  mengikuti  suatu  metode  yang  telah  ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
-   Gaya  intuitif  (intuitive  style).Manajer  tidak  lebih  menyukai  suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.

9


BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN

1.             Pemecahan masalah adalah suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan
2.             Untuk meniadakan suatu problem, diperlukan analisis problem yang terdiri dari penetapan problem (problem definition) dan pemecahan masalah (problem solution)
3.             Ada empat langkah pemecahan masalah yaitu :
-           metode analitis.
-           alternatif penyelesaian masalah.
-           melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia.
-           menindak-lanjuti solusi yang telah diambil

B.     SARAN

Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami  mohon kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.










10





DAFTAR PUSTAKA


http://www.artika.co (diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://www.mywindinesia.org.ac.id (diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://repository.usu.acid (diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://smecda/e-book/simbab7.pdf.ac.id (diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://viyan.staff.gunadarma.ac.id (diakses tanggal, 22 Nopember 2012)     
http://delsajoesafira.blogspot.com. (diakses tanggal, 22 Nopember 2012)

11