MAKALAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
ALTERNATIF SOLUSI
Disusun Oleh :
NAMA : DAHYAR MASUKU
NIM : K11111641
KELAS : C
No Urut : 59
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat
Allah yang maha kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya
sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ ALTERNATIF SOLUSI”
Saya menyadari bahwa di
dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian,
saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang saya
miliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karena itu dengan rendah
hati, saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan masukan, saran
dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Makassar, 2012
Penulis
ii
|
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.
Permasalahan
..................................................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan
............................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Alternatif Solusion ................................................................................ 3
B.
Langkah - langkah alternatif pemecahan
masalah ................................................ 4
C.
Elemen - elemen pemecahan
masalah ................................................................... 8
D.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah .................................... 9
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B.
Saran ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11
iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan
peluang keuntungannya.
Oleh
karena itu masalah penting untuk dipecahkan
Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang
dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang
sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang
mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam
banyak organisasi, mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para
manajer. Untuk itulah sulit untuk dapat diterima bila seorang yang tidak
memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi seorang manajer
(Whetten & Cameron, 2002).
1
|
Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa
sulit untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial,
maupun kehidupan profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode
pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump
to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah
tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh
bukti-bukti atau informasi yang akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang,
termasuk para manajer mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi
pertama yang masuk akal yang muncul dalam benak mereka (March & Simon,
1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, & Weirdsma, 1998). Sayangnya,
pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik.
Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi
yang kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal
atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak
optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih
rumit dibandingkan dengan masalah awal.
B.
PERMASALAHAN
Dari
penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
pada makalah ini adalah:
A.
Pengertian Alternatif Solusion
B.
Langkah - langkah alternatif pemecahan
masalah
C.
Elemen - elemen pemecahan
masalah
D.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
C.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1.
Mengetahui Pengertian Alternatif Solusion
2.
Mengetahui Langkah - langkah alternatif
pemecahan masalah
3.
Mengetahui Elemen
- elemen pemecahan masalah
4.
Mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi pemecahan
masalah
2
|
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Alternatif
Solusi
Alternatif
adalah
pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan sedangkan Soluli adalah
penyelesaian, pemecahan (masalah dsb); jalan keluar. (www.artika.com).
Pemecahan
masalah didefinisikan sebagai respon terhadap suatu hal
yang berjalan baik maupun berjalan buruk. masalah (problem) merupakan suatu
keadaan atau kejadian yang merugikan atau berpotensi akan merugikan bagi
perusahaan dengan cara negatif atau sebaliknya, yaitu hal yang menguntungkan
atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dalam cara yang positif.
Menurut
Hunsaker (2005). Pemecahan masalah adalah suatu proses penghilangan perbedaan
atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang
diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah
pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai
memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia (Hunsaker, 2005).
Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari
pemecahan masalah yang dilakukan.
Menurut JR
Jackson (dalam Winardi, 1999:181), untuk meniadakan suatu problem, diperlukan
analisis problem yang terdiri dari penetapan problem (problem definition) dan
pemecahan masalah (problem solution), ada sejumlah alangkah yang perlu ditambah
dalam rangka usaha penetapan problem dan pemecahan problem yaitu
1.
Identifikasilah persoalan-pesoalan
pokok,
2.
Kumpulkanlah dan susunlah faktor-faktor
penting,
3.
Tetapkanlah alternatif-alternatif,
4.
Evaluasilah alternatif-alternatif dan
5.
Pilihlah alternatif-alternatif yang
dianjurkan.
3
|
Menurut
Raymond McLeod (1996:200) istilah pemecahan masalah mengingatkan pada perbaikan
hal-hal yang salah. Masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian atau keuntungan yang luar biasa. Pemecahan masalah berarti
tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau
memanfaatkan peluang keuntungannya.
Dalam
memecahkan masalah seorang pimpinan akan membuat banyak keputusan. Menurut
Winardi (1999:18) Sistem pembuatan keputusan dalam Management by Objectives
dinyatakan sebagai sistem berdasarkan sasaran-sasaran, yang berarti bahwa
langkah pertama dalam usaha memecahkan sebuah masalah atau membuat sebuah
keputusan adalah menjelaskan sasaran-sasaran kita. Pada macam-macam jenis
sasaran yang dapat kita tetapkan bagi pimpinan kita terdapat sebuah hierarki
sasaran-sasaran,
1.
Teratur atau rutin, yang diukur melalui
penyimpangan-penyimpangan dari pada sasaran-sasaran standar,
2.
Pemecahan masalah, yang diukur melalui
pemecahan-pemecahan dan waktu yang ditetapkan sebagai sasaran-sasaran, dan
3.
Tujuan-tujuan inovatif, yang diukur
melalui perubahan-peru-bahan produktif yang dicari dan yang dicapai dalam
waktu. Biasanya ada be-berapa strategi atau aksi yang dapat pimpinan
pertimbangkan. Salah satu-nya kunci pemecahan masalah adalah identifikasi
berbagai alternatif keputusan.
B.
Langkah
– langkah Alternatif pemecahan masalah
Langkah pertama
yang perlu dilakukan adalah dengan metode analitis. Pada tahap ini, kita perlu
melakukan diagnosis terhadap sebuah situasi, peristiwa atau kejadian, untuk
memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada
gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang manajer yang mempunyai
masalah dengan staf-nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya
pada waktu yang telah ditentukan. Masalah ini bisa terjadi karena, cara kerja
yang lambat dari staf yang bersangkutan. Cara kerja yang lambat, bisa saja
hanya sebuah gejala dari permasalahan yang lebih mendasar lagi, seperti
misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah, kurangnya pelatihan atau
kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada.
4
|
Agar
kita dapat memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada
gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefiniskan suatu masalah,
diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya,
agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.
Berikut
ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:
1.
Fakta dipisahkan dari
opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi
2.
Semua pihak yang terlibat
diperlakukan sebagai sumber informasi
3.
Masalah harus
dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita
dari pembuatan definisi yang tidak jelas
4.
Definisi yang dibuat
harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau
harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
5.
Definisi yang dibuat
harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau
berkepentingan dengan terjadinya masalah.
6.
Definisi yang dibuat
bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi
adalah melatih staf yang bekerja lamban.
Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat
alternatif penyelesaian masalah. Pada tahap ini, kita diharapkan dapat menunda
untuk memilih hanya satu solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada
diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam kaitannya dengan
pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999) mendukung pandangan bahwa
kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik bila mempertimbangkan
berbagai alternatif (Whetten & Cameron, 2002).
Berikut adalah
karakteristik-karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang baik:
1.
Semua alternatif yang ada sebaiknya
diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya
evaluasi terhadap mereka.
2.
Alternatif-alternatif yang ada,
diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin
banyaknya orang yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi
dan penerimaaan kelompok.
5
|
3.
Alternatif-alternatif
yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik
dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses
pembuatan alternatif pemecahan masalah.
4.
Alternatif-alternatif yang
diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek,
maupun jangka panjang.
5.
Alternatif–alternatif yang ada
saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik , bisa
menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan
lainnya. Contoh : Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang
terkena dampak diberikan paket kompensasi yang menarik.
6.
Alternatif-alternatif yang
diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan
baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan
bila, tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang
terjadi.
Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah
melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia.
Dalam tahap ini , kita perlu berhati-hati dalam memberikan bobot terhadap
keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada, sebelum membuat
pilihan akhir. Seorang yang terampil dalam melakukan pemecahan masalah,
akan memastikan bahwa dalam memilih alternatif-alternatif yang ada dinilai
berdasarkan:
1.
Tingkat
kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya
masalah lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.
2.
Tingkat
penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya
3.
Tingkat
kemungkinan penerapannya
4.
Tingkat
kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada di dalam organisasi; misalnya
budget, kebijakan perusahaan, dll.
Berikut adalah
karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif
pemecahan masalah yang baik:
1.
Alternatif- alternatif yang ada
dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, dan bukan
sekedar standar yang memuaskan
2.
penilaian terhadap
alternative-alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua
alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan,
6
|
3.
Alternatif-alternatif yang ada
dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan
preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
4.
Alternatif-alternatif yang ada
dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun
tidak langsung
5.
Alternatif yang paling dipilih
dinyatakan secara eksplisit/tegas.
Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan
menindak-lanjuti solusi yang telah diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai
solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena dampak dari
penerapan tersebut. Hampir pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena
itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara
hati-hati memilih strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan
terhadap solusi pemecahan masalah oleh orang-orang yang terkena dampak dan
kemungkinan penerapan sepenuhnya dari solusi yang bersangkutan (Whetten &
Cameron, 2002).
Berikut adalah karakteristik dari
penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif:
1.
Penerapan solusi dilakukan pada
saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan
faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3
dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
2.
Penerapan solusi dilakukan dengan
menggunakan strategi “sedikit-demi sedikit” dengan tujuan untuk meminimalkan
terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
3.
Proses penerapan solusi meliputi
juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus
dikomunikasikan , sehingga terjadi proses pertukaran informasi
4.
Keterlibatan dari orang-orang yang
akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk
membangun dukungan dan komitmen
5.
Adanya sistim monitoring yang dapat
memantau penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun
jangka panjang diukur.
7
|
6.
Penilaian terhadap
keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas terselesaikannya masalah yang
dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya
penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah
yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun
mungkin muncul dampak positif lainnya
C.
Elemen-elemen
pemecahan masalah
Elemen pertama adalah mengevaluasi standar. Standar kinerja dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran dan kuota. Standar memiliki
karakteristik tertentu :
-
Standar harus sah (valid). Standar harus realistis.
-
Standar harus dimengerti oleh mereka yang diharapkan untuk mencapai
-
Standar harus terukur.
Elemen kedua adalah membandingkan output sistem dengan standar.
Elemen ketiga adalah mengevaluasi
manajemen. Suatu penilaian kritis dilakukan atas manajemen sistem dan struktur organisasi.Sinyal-sinyal adanya masalah :
-
manajer bekerja dalam jam yang sangat panjang
dan
-
keputusan-keputusan terbukti salah.
Elemen keempat mengevaluasi pemroses informasi.
Elemen kelima adalah mengevaluasi input dan sumberdaya input. Pada analisis ini konseptual
sistem
tidak
lagi
merupakan
persoalan, permasalahan ada pada sistem fisik.
Elemen keenam adalah mengevaluasi proses transformasi. Contoh-contoh modern dalam memecahkan masalah transformasi adalah: otomatisasi, penggunaan robot, dll
Elemen ketujuh adalah mengevaluasi sumber daya output.
8
|
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1.
Pemecahan Masalah
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya ini mempengaruhi keterlibatannya
dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
2.
Merasakan masalah
Ada tiga
kategori dasar dalam
gaya merasakan
masalah (problem-sensing style),
yaitu :
- Menghindar masalah (problem avoider), mengambil sikap positif dan
menganggap bahwa semua baik-baik saja.
- Pemecah masalah (problem solver), manajer ini tidak mencari dan tidak menghalangi masalah.
- Pencari masalah (problem seeker), manajer ini
menikmati
pemecahan masalah dan mencarinya
3.
Mengumpulkan informasi
Gaya mengumpulkan informasi ada dua :
-
Gaya teratur (preceptive styles), manajer jenis ini mengikuti
management by exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak
berhubungan dengan area minatnya.
-
Gaya
menerima (receptive style), manajer jenis
ini ingin melihat
semuanya, kemudian
menentukan apakah informasi tersebut
bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.
4.
Menggunakan informasi :
Manajer juga
cenderung
menggunakan
salah satu
dari
dua gaya
menggunakan informasi, yaitu :
- Gaya sistematik
(systematic
style). Manajer
memberi
perhatian khusus untuk mengikuti
suatu metode
yang
telah
ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
- Gaya intuitif (intuitive
style).Manajer
tidak
lebih menyukai suatu
metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
9
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pemecahan masalah adalah suatu
proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil
yang diperoleh dan hasil yang diinginkan
2.
Untuk meniadakan suatu problem,
diperlukan analisis problem yang terdiri dari penetapan problem (problem
definition) dan pemecahan masalah (problem solution)
3.
Ada empat langkah pemecahan masalah
yaitu :
-
metode analitis.
-
alternatif penyelesaian
masalah.
-
melakukan evaluasi
terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia.
-
menindak-lanjuti solusi yang telah
diambil
B.
SARAN
Jika
ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.
10
|
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mywindinesia.org.ac.id
(diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://repository.usu.acid
(diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://smecda/e-book/simbab7.pdf.ac.id
(diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://viyan.staff.gunadarma.ac.id
(diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
http://delsajoesafira.blogspot.com.
(diakses tanggal, 22 Nopember 2012)
11
|