BAB
II
GAMBARAN
UMUM LOKASI
A.
KEADAAN
GEOGRAFIS
1.
LETAK
GEOGRAFIS
Desa Balangloe Tarowang
merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa di Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto
dengan luas wilayah
536,4 Ha atau 11,47% dari total luas wilayah
Kecamatan Tarowang dengan peruntukan yaitu lahan pemukiman, lahan pertanian
(persawahan dan perkebunan), dan lahan fasilitas umum lainnya.
Desa Balangloe Tarowang terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Balang Loe, dusun
Bontowa, dusun Kassi-kassi, dan dusun Kampung Beru. Letak desa ini berjarak
sekitar
2 Km dari ibukota kecamatan, sedangkan
jarak dari ibukota kabupaten Jeneponto
19 Km dan sekitar
110 Km dari ibukota Provinsi Sulawesi
Selatan yaitu Makassar.
Desa Balangloe Tarowang
merupakan desa yang berada sekitar pantai yang terletak di ketinggian 5 m dari
permukaan laut dengan keadaan suhu rata-rata harian sebesar 320C dan
hujan yang rata-rata berlangsung
6
bulan. Secara umum, keadaan iklim Kecamatan Tarowang dan secara khusus
tergolong iklim kering dengan jumlah hari hujan rata-rata hari hujan selama
setahun sebanyak 70 hari dengan curah hujan seanyak 192 mm. jumlah curah hujan
rata-rata tiap tahunnya mencapai 2000 sampai 3000 mm dengan suhu rata-rata 280C.
Berikut batas wilayah
desa Balangloe Tarowang:
a. Sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Bonto Ujung (Kecamatan Tarowang)
b. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Laut Flores
c. Sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Balang Baru (Kecamatan Tarowang)
d. Sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Bonto Ujung (Kecamatan Tarowang)
2.
Letak
Geografis dan Batas Wilayah Kerja Puskesmas Tino
Puskesma Tino tepatnya
di Desa Tino merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Jeneponto
yang terletak di wilayah Kecamatan Tarowang. Wilayah kerja Puskesmas Tino
memiliki batas-batas Sebagai berikut:
a. Sebelah
Utara berbatasan dengan Bisappu
b. Sebelah
Timur berbatasan dengan …
c. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Tarowang
d. Sebelah
Barat berbatasan dengan Kelara
Wilayah kerja Puskesmas
Tino membawahi 4 Desa.Adapun desa tersebut adalah Desa Tino, Desa Balangloe
Tarowang, Desa Balang Baru, dan Desa Bonto Ujung.
B.
KEADAAN
DEMOGRAFIS
1.
Jumlah
Penduduk
Jumlah penduduk Desa
Balangloe yang tersebar di masing-masing dusun yaitu Dusun Balang Loe, Dusun
Bontowa, Dusun Kassi-Kassi, dan Dusun Kampung Beru. Berikut dalam tabel jumlah
penduduk menurut jenis kelamin:
Tabel
1
Distribusi
Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Desa
Balangloe Tarowang Kec. Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012
No.
|
Nama Dusun
|
Jumlah
|
|||
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||||
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
Balangloe
|
306
|
24,42
|
377
|
29,50
|
2
|
Bontowa
|
318
|
25,37
|
288
|
22,53
|
3
|
Kassi-Kassi
|
282
|
22,51
|
291
|
22,77
|
4
|
Kampung
Beru
|
347
|
27,69
|
322
|
25,19
|
Jumlah
|
1253
|
100
|
1278
|
100
|
Sumber: Desa
Balangloe, 2012
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada
tahun 2012 junlah penduduk Desa Balangloe Tarowang adalah 2531 Jiwa.Ini
menunjukkan bahwa Desa Balangloe Tarowang merupakan salah satu desa yang
berpenduduk cukup banyak di Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan jenis kelamin Nampak bahwa jumlah
penduduk laki-laki sekitar 1253 jiwa dan perempuan sekitar 1278 jiwa.Dengan
demikian rasio jenis kelamin adalah sekitar 1:1.
C.
KEADAAN
SOSIAL EKONOMI/BUDAYA DESA BALANGLOE
Penduduk Desa Balangloe
Tarowang merupakan penduduk asli.Keadaan social ekonomi/budaya di Desa
Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto cukup beragam, mulai dari agama,
pendidikan, dan mata pencaharian penduduk.
1.
Agama
Ditinjau dari segi
agama yang dianut, maka keseluruhan atau 100% penduduk di Desa Balangloe adalah
beragama islam. Desa ini memiliki 4 buah masjid dan satu mushallah yaitu Masjid
Babussalam dan Masjid Nurul Jihad di Dusun Kassi-Kassi, Masjid Nurul Khaerat di
Dusun Kampung Beru, Masjid Ar-Rahman di Dusun Balangloe, serta Mushallah
Mukminin yang terletak di Dusun Bontowa.
2.
Pendidikan
Sebagian besar penduduk
Desa Balangloe Tarowang adalah sampai pada tingkat SD. Informasi tersebut
diperoleh dari Kepala Desa Balangloe Tarowang. Hal ini menandakan bahwa dari
tingkat pendidikan masyarakat bias saja mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
3.
Mata
Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian
penduduk di Desa Balangloe Tarowang sebagian besar adalah sebagai petani karena
sebagian besar wilayah Desa Balangloe Tarowang merupakan daerah pertanian (persawahan
dan perkebunan).Selain bertani jagung,
masyarakak Desa Balangloe Tarowang juga bermata pencaharian sebagai petani
rumput laut dan nelayan, sebab Desa Balangloe Tarowang merupakan daerah dataran
rendah dan sebagian bermukim di daerah pesisir pantai.
4.
Tempat
Tinggal
Tempat tinggal
masyarakat Desa Balangloe Tarowang sebagian besar adalah milik sendiri.Jumlah
rumah yang ada di Desa Balangloe Tarowang sebanyak 646 rumah.Sebagian besar
rumah penduduk di Desa Balangloe Tarowang merupakan rumah yang sangat sederhana
(rumah panggung).
D.
STATUS
KESEHATAN
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat.Desa Balangloe Tarowang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Tino yang terletak di Desa Tino yang terdapat di Dusun Paccinongan.
Masyarakat Balangloe Tarowang sudah menggunakan
pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Tino atau Posyandu, Poskesdes dan Bidan
yang ada di desa.Balangloe Tarowang, meskipun masih ada kepercayaan terhadap
tenaga dukun dalam hal upaya penyembuhan penyakit. Adapun data tentang status
kesehatan berikut ini:
1.
Morbiditas
Berdasarkan data
sekunder dari Puskesmas Tino diperoleh data angka kesakitan (morbidity) di Puskesmas Tino. Adapun
data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel
2
Angka
Morbiditas 10 Penyakit Terbesar Di Puskesmas Tino
Menurut
Jenis Pelayanan Pasien Umum Kesehatan Daerah
Kec.
Tarowang Kab.Jeneponto
Tahun 2012
Jenis Penyakit
|
Jumlah
|
|
n
|
%
|
|
ISPA
|
187
|
36,10
|
Diare
|
54
|
10,42
|
Hipertensi
|
46
|
8,88
|
Penyakit Pada Sistem
Otot
|
45
|
8,68
|
Batuk
|
38
|
7,33
|
Rematik
|
40
|
7,72
|
Penyakit Kulit Alergi
|
29
|
5,59
|
Asma
|
27
|
5,21
|
Kecelakaan
|
28
|
5,40
|
Demam Typoid
|
24
|
4,63
|
Jumlah
|
518
|
100
|
Sumber: Puskesmas Tino, 2012
Berdasarkan tabel 2
terlihat bahwa dari 10 penyakit terbesar yang diderita terbanyak pasien umum
menderita penyakit ISPA sebanyak 187 kasus (36,10%) dari 518 jumlah pasien
sedangkan yang terendah diderita adalah penyakit demam typoid sebesar 24 kasus
atau sekitar 4,63%.
Tabel
3
Angka
Morbiditas 10 Penyakit Terbesar Di Puskesmas Tino
Menurut
Jenis Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Kec.Tarowang
Kab. Jeneponto
Tahun 2012
No
|
Jenis Penyakit
|
Jumlah
|
|
n
|
%
|
||
1
|
ISPA
|
182
|
26,65
|
2
|
Penyakit
Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat
|
108
|
15,81
|
3
|
Rematik
|
141
|
20,64
|
4
|
Diare
|
85
|
12,44
|
5
|
Kecelakaan
Ruda Paksa
|
44
|
6,44
|
6
|
Hipertensi
|
40
|
5,86
|
7
|
Penyakit
Kulit Infeksi
|
34
|
4,98
|
8
|
Penyakit
Infeksi Lain Pada Usus
|
21
|
3,07
|
9
|
Penyakit
Kulit Alergi
|
14
|
2,05
|
10
|
Asma
|
14
|
2,05
|
Jumlah
|
683
|
100
|
Sumber:
Puskesmas Tino, 2012
Berdasarkan tabel 3 terlihat
bahwa dari 10 penyakit terbesar yang diderita terbanyak pasien jaminan
kesehatan daerah menderita penyakit ISPA sebanyak 182 kasus (26,65%) dari 683
jumlah pasien sedangkan yang terendah diderita adalah penyakit kulit alergi dan
asma sebesar 14 kasus atau sekitar
2,05%.
Tabel
4
Angka
Morbiditas 10 Penyakit Terbesar Di Puskesmas Tino
Menurut
Jenis Pelayanan Asuransi Kesehatan
Kec.Tarowang
Kab. Jeneponto
Tahun
2012
No.
|
Jenis Penyakit
|
Jumlah
|
|
n
|
%
|
||
1
|
ISPA
|
116
|
13,17
|
2
|
Diare
|
101
|
11,46
|
3
|
Penyakit
Sistem Otot
|
96
|
10,89
|
4
|
Rematik
|
93
|
10,55
|
5
|
Kecelakaan
|
89
|
10,10
|
6
|
Hipertensi
|
84
|
9,53
|
7
|
Penyakit
Kulit Infeksi
|
81
|
9,19
|
8
|
Penyakit
Kulit Alergi
|
78
|
8,85
|
9
|
Asma
|
75
|
8,51
|
10
|
Infeksi
Pada Kulit Lain
|
68
|
7,71
|
Jumlah
|
881
|
100
|
Sumber:
Puskesmas Tino, 2012
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa dari 10 penyakit
terbesar yang diderita pasien Asuransi Kesehatan. Jenis penyakit tertinggi yang
diderita yaitu penyakit ISPA sebanyak 116 kasus (13,17%) dari 881 jumlah
pasien, sedangkan penyakit terendah yang diderita adalah penyakit infeksi pada
kulit lain sebanyak 68 kasus (7,71%).
2.
Mortalitas
Tabel
5
Distribusi
Frekuensi Penduduk Menurut Jumlah Kelahiran
Balangloe
Tarowang Kec. Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
n
|
%
|
|
Laki-Laki
|
6
|
40
|
Perempuan
|
9
|
60
|
Total
|
15
|
100
|
Sumber:
Poskesdes Baltar, 2012
Berdasarkan tabel 5 diatas,
dijelaskan bahwa dari 15 jumlah kelahiran di Desa Balangloe Tarowang sepanjang
tahun 2012, sebanyak 6 kelahiran bayi laki-laki (40%) dan sebanyak 9 kelahiran
bayi perempuan atau sekitar 60%.
3.
Fasilitas
Kesehatan di Desa Balangloe Tarowang
Tabel
6
Distribusi
Frekuensi Fasilitas Kesehatan
Desa
Balangloe Tarowang Kec. Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012
Fasilitas Kesehatan
|
Frekuensi
|
|
N
|
%
|
|
Rumah Sakit
|
-
|
0,0
|
Puskesmas
|
1
|
14,3
|
Poskesdes
|
1
|
14,3
|
Posyandu
|
4
|
57,1
|
Toko Obat
|
1
|
14,3
|
Jumlah
|
6
|
100
|
Sumber: Desa
Balangloe Tarowang, 2012
Tabel 6 tersebut
menjelaskan jumlah sarana kesehatan yang ada di Desa Balangloe Tarowang. Jumlah
posyandu sebanyak 4 buah atau sekitar 57,1%, sedangkan jumlah puskesmas,
poskesdes, dan toko obat sebanyak 1 buah atau sekitar 14,3%.
Status kesehatan
masyarakat Desa Balangloe Tarowang dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
1.
Faktor
Lingkungan
Desa Balangloe Tarowang memiliki daerah
perbukitan dan daratan.Sesuai dengan keadaan lingkungan kebanyakan dusun di
Desa Balangloe Tarowang adalah daerah daratan.Pekarangan banyak dimanfaatkan
untuk menanam bunga, sayur, buah dan memelihara hewan ternak kuda, kambing, dan
beberapa jenis unggas. Lingkungan fisik desa Balangloe Tarowang terbagi atas 4
(empat) dusun, yaitu Dususn Balangloe, Dususn Kampung Beru, Dusun Bontowa, dan
Dusun Kassi-Kassi. Kepemilikan tempat sampah yang memenuhi syarat di Desa
Balangloe Tarowang masih relative rendah, sebagian besar masyarakat cenderung
membuang sampah ke sembarang tempat/di belakang rumah atau di pekaranagn rumah
yang kemudian dibakar.Keadaan tersebut dapat memicu tiimbulnya
penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan-kebiasaan penduduk setempat
misalnya diare dan muntaber, ISPA, Batuk dan Thypoid.
2.
Faktro
Perilaku
Secara umum masyarakat Desa Balangloe
Tarowang sudah mengetahui tentang perilaku sehat dan manfaatnya dalam
kehidupan, namun hanya sebagian yang telah menerapkannya.Beberapa perilaku
tidak sehat dalam masyarakat seperti saat melakukan persalinan, walaupun sebagian
besar telah menggunakan bantuan tenaga kesehatan, namun masih ada yang dibantu
oleh dukun beranak.Selain itu, masyarakat masih sedikit yang mempunyai tempat
sampah, dan SPAL yang memenuhi syarat.Sebagian besar dari masyarakat tidak
membuang sampah pada tempat yang memenuhi syarat kesehatan tetapi hanya
membuang sampah di pekarang atau belakang rumah.Jika sampahnya sudah menumpuk
kebanyakan sampah tersebut dibakar.Penyediaan air bersih sudah memenuhi
persyaratan kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.Namun
pembuanagn air limbah juga masih menjadi masalah di Desa Balangloe Tarowang,
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang dimiliki masyarakat Desa Balangloe
Tarowang tidak memenuhi syarat kesehatan.Karena kebanyakan pembuanagn air
limbah tanpa penampungan atau langsung dibuang keluar rumah (di tanah).
3.
Faktor
Pelayanan Kesehatan
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Tino.Akan
tetapi letak Puskesmas Tino yang relative jauh dari Desa Balangloe Tarowang
mengakibatkan masyarakatnya kadangkala enggan memeriksakan diri ke Puskesmas
Tino.Wilayah Desa Balangloe Tarowang terdapat 1 (satu) poskesdes dan 4 (empat)
posyandu. Pendudk sekitar rutin membawa balita dan bayinya ke posyandu, akan
tetapi terdapat sebagian kecil penduduk yang enggan membawa bayi dan balita
mereka ke posyandu dikarenakan pengetahuan akan pentingnya imunisasi masih
kurang dan juga kerna letak posyandu yang jauh dari tempat tinggalnya.
4.
Faktor
Genetik
Menurut informasi yang diperoleh faktro
genetic yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setempat yaitu pada kasus
penyakit hipertensi dan asma yang merupakan penyakit dengan tingkat kesakitan
yang tinggi (jumlah penderita relatif tinggi).Selain
penyakit hipertensi dan asma penyakit degenerative yang diderita oleh
masyarakat setempat adalah Diabetes Mellitus (DM) tetapi dengan tingkat
kesakitan (jumlah penderita) yang relatif rendah.