ANALISIS MOTIVASI KERJA DOKTER
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2012
ANALYSIS OF WORK MOTIVATION OF THE DOCTOR OF CIVIL SERVANTS IN THE SULA ISLANDS DISTRICT IN 2012
Dahyar Masuku1, Nurhayani2, Darmawansyah2
1Rumah Sakit Umum Daerah Sanana
Kabupaten Kepulauan Sula,
2Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan FKM Unhas Makassar
Jln.Sunu Lr 8 No 6, Makassar
(Email: akkfkm70@yahoo.com. 085242348398)
ABSTRAK
Motivasi adalah
alasan, dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu. Motivasi dokter dapat di pengaruhi
oleh faktor Kondisi Kerja,
Hubungan Interpersonal, Bayaran dan Kebijakan Organisasi. Tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah menganalisa motivasi kerja dokter Pegawai
Negeri Sipil.
Metode Penelitian Kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 10
orang, yang terdiri dari 6 orang informan yang di gali motivasi kerjanya. 2 orang
bendahara dan 2 orang pimpinan instansi yaitu Direktur Rumah Sakit dan Kepala
Dinas Kesehatan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa, informan menganggap bahwa lingkungan kerjanya
sudah aman dan nyaman. Penghasilan yang diterima telah
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pegawai juga tidak berpartisipasi
langsung dalam penyusuanan program kerja. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan kerja Dokter Pegawai Negeri Sipil
sudah aman dan nyaman begitu juga dengan penerimaan dan kerjasama dengan rekan
kerjanya. Penghasilan yang diterima oleh dokter Pegawai Negeri Sipil telah
mencukupi kebutuhan hidup. Saran kepada Pemerintah Daerah
kiranya dapat menyediakan fasilitas sarana pelayanan kesehatan yang memadai. Kepala
Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit agar hendaknya
melakukan pembayaran Gaji/Insentif dokter tepat waktu.
Kata
Kunci : Motivasi
Kerja, Kondisi Kerja, Hubungan Interpersonal, Bayaran dan Kebijakan Organisasi
ABSTRACT
Motivation
is the reason, that there is a boost in man that causes people to do something.
Motivation can be influenced by factors physicians Working Conditions,
Interpersonal Relations, Wage and Policy Organizations. The objectives of this study is to analyze the
motivation of doctors Civil Servants. Qualitative Research
Methods by using purposive sampling. Number of informants in this study were 10
people, consisting of 6 people informant who dug his motivation. 2 of 2 people
treasurer and head of the institution that is the Hospital Director and Chief
Medical Officer. These results indicate
that, informants suppose that the work environment is safe and comfortable with
the limitations fasilatas health care facilities available, Income received by
the Civil Service doctors have sufficient day-to-day living needs and based on
the workload. Employees did not participate directly in the preparation of the
work program. The conclusion from this
study is that the work environment Doctor of Civil Servants is safe and
comfortable as well as the acceptance and cooperation with co-workers. Income
received by the Civil Service doctors have sufficient life. Advice to the Government would be able to provide
facilities adequate health care facilities such as medical instruments. Chief
Medical Officer and Director of the Hospital so that should make the payment
Salary doctor
on time.
Keywords : Motivation Work, Working
Conditions, Interpersonal Relationships, Payments and Policy Organizations
PENDAHULUAN
Kekurangan tenaga
dokter saat ini sangat dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Kepulauan
Sula Provinsi Maluku Utara. Dilihat dari ketika mereka sakit dan ingin berobat
ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas tetapi tidak ada tenaga
dokter di puskesmas tersebut, lebih memperihatinkan lagi bila pasien
dalam keadaan gawat
(emergency)
atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) di salah
satu desa/kecamatan yang letaknya jauh dari Ibu Kota Kabupaten, mereka harus
merujuk ke Ibu Kota Kabupaten, sedangkan perjalanan
dari desa/kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten harus ditempuh melalui
lautan dan membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Kondisi
ini menjadi lebih sulit jika
cuaca tidak bersahabat.
Secara
geografis Kabupaten Kepulauan Sula adalah daerah kepulauan yang terdiri dari
tiga pulau yaitu Pulau Sula, Pulau Mangoli dan Pulau Taliabu, dengan jumlah
penduduk sebanyak 135.719 jiwa, untuk menjangkau satu daerah ke daerah lain
hanya dapat dijangkau dengan transportasi laut. Untuk memotivasi dokter,
pemerintah menyediakan insentif perbulan sebesar Rp. 5.882,500,- kepada dokter umum sedangkan dokter spesialis
diberikan Insentif perbulan sebesar Rp. 17.700.000,- berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Kepulauan Sula Nomor. SK.114 .KPTS.08/KS/2010. Upaya yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah hingga saat ini belum membuahkan hasil
yang optimal, oleh karena banyak Puskesmas yang tidak ada tenaga dokter. (Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2011)
Dari data
profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2012, sarana dan prasarana
kesehatan yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Sula adalah sbb : 1 Unit Rumah
Sakit milik pemerintah daerah sebagai Rumah Sakit rujukan satu-satunya, 14 unit
puskesmas, 30 Pustu, dan 17 Polindes. Dengan jumlah dokter spesialis 1 orang,
dokter umum 17 orang dan dokter gigi sebanyak 3 orang, angka ini belum mencapai
standar nasional yaitu 40 per 100.000 penduduk, untuk dokter ahli, dokter umum
maupun dokter gigi.
Data primer Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2012, diperoleh informasi bahwa, pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2012, tercatat 2 orang dokter umum PNS telah diberhentikan oleh
pemerintah daerah oleh karena tidak melaksanakan tugas sebagai PNS selama lebih
dari satu tahun. Dan di tahun 2012 terdapat 6 orang dokter umum PNS sedang
melanjutkan pendidikan dokter spesialis, satu orang diantaranya enggan untuk
kembali bertugas di Kabupaten Kepulauan Sula, sehingga jumlah tenaga dokter
umum PNS saat ini adalah sebanyak 8 orang yang tersebar di wilayah
Kabupaten Kepulauan Sula.
BAHAN
DAN METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif, yang dimaksud untuk mendapatkan
informasi tentang motivasi kerja dokter PNS dari segi (kondisi kerja, hubungan
interpersonal, bayaran/upah dan kebijakan organisasi) di Kabupaten Kepulauan
Sula. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten
Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara dengan alasan kurangnya tenaga
dokter PNS yang bertugas di daerah tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah
dokter PNS yang bertugas di Wilayah Kabupaten Kepulauan
Sula. Selain informan, dalam
penelitian ini diambil subjek lain sebagai informan kunci.
Informan
kunci
yaitu Kepala Dinas Kesehatan. Penentuan
informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua
cara, yakni pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara langsung dan observasi terhadap obyek yang diteliti. sedangkan data sekunder
diperoleh melalui sumber dokumen atau laporan - laporan tertulis lainnya
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data secara
manual dengan teknik analisis data kualitatif yaitu mengelompokkan hasil
wawancara dan pengamatan lapangan dan dilakukan content analysis selanjutnya data disajikan dalam bentuk narasi.Untuk
menjamin kredibilitas data, maka dilakukan triangulasi.
HASIL
Kondisi Kerja
Lingkungan kerja yang baik
dan nyaman telah dirasakan
oleh dokter PNS. Berikut hasil wawancaranya:
“Lingkungan kerja ya selama ini baik-baik saja.
Alhamdulillah, misalnya kerjasama yang baik dengan perawat. Sesama dokter juga”
(RA, 31 thn, 18/02/2013)
Hal
yang sama juga disampaikan oleh informan berikut, bahwa lingkungan kerja yang nyaman disertai dengan
ketersediaan sumberdaya dan sarana yang seadanya. Berikut hasil wawancaranya:
“Kalau
lingkungan kerja, sejauh ini menurut saya eee bisa dibilang cukup nyaman sih
kalau lingkungan kerja, karna memangkan di daerah seperti ini dengan sumber
daya yang seadanya dan sarana yang seadanya juga suda lumayan”.
(AH, 27 thn, 08/02/2013)
Terdapat pula informasi
dari informan bahwa sarana
yang ada saat ini, sudah memadai. Berikut hasil wawancaranya:
“Kalau
di daerah seprti ini sudah lumayan lengkap, sebenarnya sih kalau bisa masih ada
yang harus ditambah, dari pemeriksaan laboraturium, cuma kan dari segi
penggunaannya juga kan disini belum ada spesialistik jadi kan terkadang ee
sesuatu yang lengkap tanpa ditunjang oleh tenaga juga mubajir”.
(AH, 27 thn , 08/02/2013
Hubungan Interpersonal
Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan dokter PNS, bahwa hubungan interpersonal dokter PNS dilingkungan
kerjanya baik, barikut hasil wawancaranya :
“Sebenarnya bagus juga, dengan
bawahan, dengan atasan, dengan teman sejawat bagus”
(MM, 31 thn, 08/02/2013)
Menurut informan, telah terjalin kerja sama
yang baik antara dokter dengan perawat dalam memeriksa pasien, sebagaimana
hasil wawancara sebagai barikut :
“
…Kalau saya sih baik-baik saja, kalau ada pasien masuk ya biasanya dokter juga
ndak terlalu stan bay di UDG to, eeee biasanya perawat yang lansung tangani
dulu ee kemudian dokter nya dihubungi baru kita turun nanti perawatnya lansung
bilang ini bagaimana dok, kita tinggal periksa dulu baru ini to. …kalau menurut
kita sudah bagus, apalagi kalau di UGD to,, mereka sudah lincah-lincah, di
polik lumayan sudah bagus sekarang, sudah ada perubahan”.
(SM, 31 thn, 08/02/2013)
Menurut informan permasalahan terkait
dengan penerimaan oleh masyarakat masih ditemukan adanya perbedaan budaya.
Berikut hasil wawancaranya :
“Ee
perbedaan budaya pastilah, ada perbedaan budaya, sebenarnya orang-orang disini
baik cuman terkadang susah untuk diberitahu karna mungkin apa faktor
kekeluargaan, tingkat kekeluargaan yang tinggi,
misalnya mereka datang mengntar pasien,
kita maunya kan dokter memeriksa dulu pasien baru mereka masuk, ini tidak mereka maunya tau apa yang kita periksa apa sakitnya pasien ini
begitu, aturannya dalam dunia
kedokteran itu maksudnya bukan dalam dunia kedokteran periksa pasien cuma satu orang atau dua orang yang mengamankan ini
tidak, mereka susah untuk di beritahu tapi pada dasarnya mereka baik-baik
semuanya”.
(RA, 31 thn,18/02/2013)
Bayaran/Upah Kerja
Menurut informan
pembayaran gaji kepada dokter PNS setiap bulannya sudah berjalan lancar yang
meraka dapat terima melalui rekening. Berikut hasil wawancaranya :
“Lancar.... setiap bulan, awal bulan, lansung
masuk rekening to, tanggal-tanggal lima sekitar itu”.
(SM, 31 thn,08/02/2013)
Adapun menurut
informan Bendahara RSU proses penerimaan gaji kepada dokter PNS itu sudah
berjalan lancar. Berikut hasil wawancaranya :
“Proses
kelancaran gajinya itu pertama ee kita mengajukan pada keuangan, bikin permintaan
pada keuangan setelah itu gaji diproses, gajinya biasa itu dibawah tanggal
lima, tanggal dua sampai tanggal
lima lah itu kelancarannya, kalau pun ada keterlambatan itu dibawah tanggal
sepuluh”.
(KA, 25
Thn, 14/02/2013)
Terkait
dengan kesesuaian gaji dan tunjangan yang mereka terima setiap bulan sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya, berikut hasil wawancaranya :
“Ooo
sangat mencukupi kalau kita, berlebih malah”,
(SM, 31 thn,08/02/2013)
Dari
hasil tela’ah dokumentasi menunjukan bahwa jumlah penghasilan dokter Pegawai Negeri
Sipil yang terdiri dari Gaji PNS, Insentif, dan Jasa Medis per bulan adalah
sekitar Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah).
Jumlah insentif yang diterima bersih
oleh dokter PNS setiap bulannya sebanyak 5,4 juta dan kemungkinan jumlah
intensif ini akan naik, berikut hasil wawancaranya :
“Kalau sekarang ini lima tujuh setenga,
potong pajak, bersihnya lima koma empat, insentif daerah itu, surat
keputusannya kalau kita tidak tau sampai disitu, tapi katanya mau naik per
januari ini, katanya sih dari bendahara belum ada dasar hukumnya sih, SK
Bupati”.
(MM, 34 thn,04/02/2013)
Hal yang sama
juga diungkapkan oleh informan bendahara RSU jumlah insentif yang diterima
sebanyak Rp 5.750.000 yang akan dikenakan potongan pajak sesuai dengan golongan
masing – masing dokter, beikut hasil wawancaranya :
“Setiap
bulannya kita bayar senilai lima juta tujuh ratus lima puluh, itu belum
termasuk pajak kalau pajak potongan untuk golongan tiga itu sekitar lima
persen, golongan empat lima belas persen berdasarkan pph pasal 21 Dasar
pembayannya kita mengacu pada keputusan bupati, itu dasar pembayarannya Nomor.
01.1/KPTS.01/KS/2012 tentang tunjangan penghasilan berdasarkan kelangkaan
profesi”.
(KA, 25
Thn, 14/02/2013)
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur RSU bahwa rencananya ada
kenaikan Insentif tenaga dokter, dilihat dari kemampuan keuangan daerah dan
kemampuan Rumah Sakit, berikut hasil wawancaranya :
“ya memang kita liat rencana kenaikan itu ada tetapi
kita sesuaikan dengan anggaran, terus dengan pemasukan untuk rumah sakit apa
semua, jadi perhitungkan disitu, jadi seperti insentif yang ada di dokter,
dokter itu kan ada gaji pokoknya ada insentif itu berdasarkan kemampuan daerah. Insya allah mudah-mudahan kita bisa
sesuaikan dengan...iya dilihat juga kemampuan itu tadi kemampuan daerah,
kemampuan rumah sakit, karna kita rumah sakit kan ada PAD juga, ee apa
kebutuhan rumah sakit dari situlah kita perhitungkan”.
(SA, 49 Thn, 14/02/2013)
Menurut
bendahara Dinas Kesehatan pembayaran insentif dokter berdasarkan pada SK bupati
yang pembayaran insentif-nya disesuaikan dengan pembagian wilayahnya, yaitu
wilayah kategori biasa, wilayah kategori terpencil dan wilayah kategori sangat
terpencil, berikut hasil wawancaranya :
“pembayaran
bagi insentif dokter ini kami mengambil dasar dari SK Bupati yaitu dengan nomor
114/KPTS.08/KS/2010, yaitu ee sesuai dengan jumlah dari pembagian wilayah, ee
yaitu pembagian wilayah untuk insentif dokter ini dibagi dalam tiga katagori,
yaitu katagori, biasa, katagori sangat terpencil dan katagori terpencil jadi
pembayaran gaji ini sesuai dengan tingkat kesulitan dari daerah jangkauan
tempat tugas dokter tersebut”.
(MK, 24
Thn, 13/02/2013)
Hal yang sama juga dipertegas oleh Kepala Dianas, berikut hasil
wawancaranya :
“
ee yang kita kehendaki memang sebenarnya, seharusnya setiap bulan, namum kalu
setiap bulan ada pertimbangan bahwa kalau dokter yang tugas di, jauh dari sini,
itu kan setiap saat dia harus kembali maka memang protap dari perbendaharaan
daerah itu kan per triwulan, jadi sebenarnya yang ditentukan itukan bukan dari
dinas, tapi kita mengikuti aturan mainnya disana sehingga memang ee pemberian
tunjangan ini per tiga bulan”.
(M.MT, 48 Thn, 11/02/2013)
Pengaruh Kebijakan Organisasi
Keterlibatan dokter dalam penyusunan
program kerja tidak pernah ada dalam penyusunan program kerja sebagaiamana penuturan informan
berikut :
“Ooo selama ini tar pernah bagitu, seng
pernah ada permintaan atau ada permintaan dari dinas untuk puskesmas masukan,
usulan apa gitu jarang, tidak ada sama sekali terakhir tahun lalu ka yang
diminta masukan permintaan meubulair saja, tapi kalu bilang usulan program tar
pernah ada”.
(IS, 30 Thn, 02/02/2013)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
informan, menurutnya dokter tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan program
kerja. Berikut hasil wawancaranya :
“Jarang sih, libatkan orang-orang manajemen
saja. …program juga nda, komite etik, tidak
pernah, harusnya sih komite-komite itu lebih banyak di berdayakan to, ada komite medik, komite etik, pengawas interen
itukan semua ada, dan mereka punya tugas jelas sebenarnya, walaupun dia diluar
sturuktur to, kalau kita diajak kitakan
pasti, kita nda mungkin juga cawe-cawe (kerasa
brusu begitu”.
(MM, 34 thn, 04/02/2013)
Namun, hal yang berbeda diungkapkan oleh pihak direktur rumah sakit, berikut
hasil wawancaranya :
“Ya
kalau untuk penyusunan program semua dilibatkan, jadi program sebelum masuk
tahun anggaran baru itu kita ambil dari ruangan-ruangan, apa yang dibutuhkan,
terus masukan-masukan mereka disampaikan ke kepala ruangan, kepala ruangan
mengajukan ke atas kita rapat bersama baru dibicarakan berdasarkan diskusi itu
kita ajukan ke renja”.
(SA, 49
Thn, 14/02/2013)
Menurut Kepala
Dinas Kesehatan setiap tahun dilakukan rapat kerja kesehatan daerah, pada rapat
ini pihak puskesmas diminta untuk menyampaikan masukan – masukan berkaitan
dengan penyediaan tenaga, penyediaan sarana dan prsarana dan kelengkapan
manajemen, berikut hasil wawancaranya :
“Setiap
tahunkan ada rapat kerja kesehatan daerah
nah kesempat itu yang dipergunakan oleh puskesmas untuk memasukan rencana
kebutuhan dari puskesmas, yang jelas bahwa kalau program inti, program utama dalam
pelayanan itu suda sudah baku, nah yang dari puskesmas ini adalah usulan-usulan
yang berkaitan dengan pengembangan apakah itu penyediaan tenaga, penyediaan
sarana dan prasarana, kemudian kelengkapan-kelengkapan manajemen nah itu yang
diusulkan”.
(M.MT, 48 Thn, 11/02/2013)
Menurut
direktur rumah sakit pelaksanaan kebijakan pimpinan disesuaikan dengan tupoksi,
kemampuan/ keahlian dan kesesuaian bidangnya, berikut hasil wawancara :
“Ya
kita berdasar dengan tupoksinya dan kemampuan orang tersebut, kalau memang kemampuannya cocok, sesuai
dengan bidangnya, kita distribusikan sesuai dengan keahlian nya, kalau dia
keperawatan, perawat yang dimana, kalau dia bidan bidan yang mana, umur nya
tentu kita lihat juga, kita juga melihat beban
kerjanya, kalau masih muda-muda ya ditambah beban kerjanya kalau suda tua suda
berkeluarga banyak kita mungkin lebih fleksibel sedikit”.
(SA, 49
Thn, 14/02/2013)
PEMBAHASAN
Kondisi Kerja
Kondisi
kerja dokter PNS, dapat ditinjau dari lingkungan tempat kerja, kelengkapan
sarana dan prasarana, keamanan dan kenyaman kerja serta beban kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa, informan
menganggap bahwa
lingkungan kerjanya sudah aman dan nyaman dengan keterbatasan fasilatas sarana pelayanan kesehatan
yang tersedia.
Namun demikian,
beberapa informan menganggap kalau beban kerjanya masih
berat karena terbatasnya sumberdaya manusia, seperti tidak tersedianya dokter
spesialis sehingga dokter umum harus memegang peran ganda
di rumah sakit. Lingkungan kerja yang tidak ditunjang dengan fasilitas
sarana dan prasarana yang memadai, kondisi ruangan yang nyaman disertai dengan
beban kerja yang berat, sangat berdampak pada menurunnya motivasi kerja dokter.
Hasil
penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2008) menunjukkan
bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja dokter, hal ini dapat
dijelaskan bahwa kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi kerja yang
menyebabkan ketidak nyamanan pada waktu memeriksa pasien untuk itu diharapkan
manajemen rumah sakit, sarana dan prasarana yang diperlukan dokter dalam
melaksanakan tugasnya sehingga dapat lebih termotivasi dan dapat menghasilkan
kinerja sesuai yang diharapkan.
Salah satu
faktor pendukung untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai adalah kelengkapan
sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Sarana pelayanan yang
dimaksud disini adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas
lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan
(Sota, 2003).
Hasil
penelitian Kuan (1994), Bat (1995), Aun (1998) dan Yahya (1998) membuktikan
bahwa beban kerja yang berlebih berpengaruh pada motivasi kerja. Selanjutnya,
penelitian Widjaja (2006) menemukan bahwa beban pekerjaan yang terlalu sulit
untuk dikerjakan dan teknologi yang tidak menunjang untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
motivasi kerja dokter.
Hubungan Interpersonal
Motivasi
dokter dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya juga dipengaruhi oleh
hubungan interpersonal, yaitu penerimaan oleh rekan kerja, kerjasama, dan
penerimaan oleh masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum informan
menganggap bahwa penerimaan
dan kerjasama dengan rekan kerjanya telah berjalan dengan baik termasuk juga
dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam melayani pasien. Begitu juga
dengan penerimaan masyarakat, walaupun ada perbedaan budaya masyarakat
setempat,sehingga
dapat
mengganggu dokterdalam melaksakan tugas.
Menurut Gibson
(2010)
menyatakan
bahwa dukungan sosial dari rekan sekerja diperlukan bagi setiap karyawan. Rekan
sekerja yang dapat menciptakan situasi
bersahabat dan mendukung akan menciptakan kenyamanan bekerja yang dapat
meningkatkan motivasi kerja dan berujung pada kepuasan kerja. Hasil penelitian Hapsoro
(2011) kesediaan untuk bekerja sama dengan pegawai lain, sanggup menyelesaikan
konflik dan memberikan dukungan pada rekan kerja.
Bayaran/Upah
Motivasi kerja
dokter juga dapat dipengaruhi oleh bayaran/upah kerja yang diterimanya meliputi
kelancaran pembayaran gaji setiap bulan, kesesuaian gaji/insentif dengan
kebutuhan/keperluan sehari – hari, penerapan pembayaran gaji/insentif, jumlah
insentif yang di bayarkan, kelancaran pembayaran insentif, kesesuaian antara
beban kerja dengan insentif yang di bayarkan.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penghasilan yang diterima oleh dokter
PNS di Kabupaten Kepulauan Sula selama sebulan telah mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari dan sesuai dengan beban kerjanya. Terdapat perbedaan insentif yang
diterima oleh dokter PNS yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan dan di
Rumah Sakit. informan juga menganggap bahwa pembayaran gaji bagi pegawai telah
berjalan dengan lancar, meskipun belum tepat waktu pembayaran gaji/intensif karena
disesuaikan dengan mekanisme pembayaran gaji/intensif yang berlaku
pada Keuangan Daerah. Selain itu dukungan dan perhatian dari unsur manajemen
terhadap insentif yang diterima dokter PNS sangat besar dilihat dari perubahan
kenaikan pembayaran insentif dokter PNS
dari tahun ke tahun.
Hasil
penelitian Lubis (2008) menunjukkan bahwa pegawai merasa penghasilan yang
diterima sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga menyadari
bahwa besarnya penghasilan yang diterima bergantung pada golongan kepegawaian
tiap pegawai. Hanya saja sistem penggajian yang diterapkan masih dianggap
kurang baik karena kurang transparan sehingga dapat menimbulkan kecurigaan
antar sesama pegawai.
Kebijakan Organisasi
Pengaruh
kebijakan organisasi terhadap motivasi dokter dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya meliputi kesempatan untuk memberikan saran dan masukan
sebelum pimpinan mengambil keputusan, keterlibatan dalam penyusunan program kerja,
kesediaan pimpinan mendengarkan keluhan dan menindak lanjuti keluhan yang
disampaikan, penyelesaian masalah dalam lingkungan kerja, pelaksanaan kebijakan
pimpinan, perhatian pimpinan dalam hal pengembangan diri dan distribusi
tanggung jawab dari pimpinan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa informan tetap diberikan kesempatan untuk
menyampaikan keluhan yang dialami pegawai kepada pimpinannya meskipun terkadang
tidak terealisasi. Pegawai juga tidak berpartisipasi langsung dalam penyusuanan
program kerja. Namun, apabila pegawai menemukan masalah dalam melaksanakan
tugasnya maka akan diadakan rapat dalam pengambilan keputusan. Pimpinan juga
senantiasa memberikan dukungan terhadap pengenbangan diri pegawainya dengan melakukan
pelatihan – pelatihan dan pendidikan formal.
Perilaku
atasan merupakan faktor yang penting dalam pencapaian motivasi kerja karyawan.
Hubungan perilaku atasan dalam memberikan dorongan dan petunjuk dalam bekerja
adalah faktor yang sangat penting dalam memberikan motivasi kerja karyawan. Yukl
(2001) menyatakan bahwa bekerja tanpa adanya arahan akan mengakibatkan
pekerjaan menjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan dan akan
mengakibatkan menurunnya motivasi untuk bekerja. Peningkatan motivasi ini
sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi kegiatan
organisasi.
KESIMPULAN
Hasil penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa. Informan menganggap lingkungan kerjanya sudah aman dan nyaman
dengan
keterbatasan fasilatas sarana pelayanan kesehatan yang tersedia. Penerimaan dan kerjasama
dengan rekan kerjanya telah berjalan dengan. Begitu juga dengan penerimaan
masyarakat, walaupun ada perbedaan budaya masyarakat setempat, sehingga dapat mengganggu
dokter dalam
melaksakan
tugas. Penghasilan yang diterima oleh dokter PNS di Kabupaten Kepulauan Sula
telah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan sesuai dengan beban kerjanya, pembayaran gaji/insentif bagi pegawai telah
berjalan dengan lancar, meskipun tidak tepat waktu. Pegawai juga tidak berpartisipasi
langsung dalam program kerja.
SARAN
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula
kiranya dapat lebih memperhatikan aspek-aspek yang dapat meningkatkan motivasi kerja dokter
PNS dengan menyediakan fasilitas sarana pelayanan kesehatan
yang memadai seperti Alat-alat kesehatan dan memberikan Insentif lebih besar
kepada Dokter PNS yang bertugas di Daerah Sangat Terpencil. Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit hendaknya melibatkan dokter
PNS dalam menyusun rencana program dan memberikan perhatian berupa
penghargaan bagi dokter. Melakukan pembayaran Insentif
dokter PNS tepat waktu, dan berdasarkan satu surat keputusan sehingga tidak
terjadi perbedaan insentif yang diterima oleh dokter PNS yang bertugas di Dinas Kesehatan dandi Rumah Sakit. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
melakukan penelitian mengenai motivasi kerja dokter dengan variabel berbeda
sehingga dapat diketahui faktor lain yang berhubungan dengan motivasi kerja
dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Arep dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi, Penerbit PT.
Grasindo: Jakarta
Azwar, Azrul.2010. PengantarAdministrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Publisher, Jakarta.
Departemen
Kesehatan R.I. 2011. Rencana Pembangunan
Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2015 http://jurnal.kebijakankesehatanindonesia.net/index.php/component/content/article/23-jurnal/76-vol-2. di Akses tanggal 6 Desember 2012
Dhania, Dhini Rama. 2010. Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus). Jurnal Psikologi Volume I no.1.
http://eprints.umk.ac.id/263/1/15_-_23.PDF. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepulauan Sula. Profil Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2012.
Dwiandra, Vimo Aulia. 2012. Pengaruh
Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Pekerja
Faridah. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja Petugas
Pelaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit Di Puskesmas. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 26, No. 4 halaman 196 –
202. http://eprints.undip.ac.id/17297/1/pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013
Gitosudarmo, I dan Sudito. 2000. Perilaku
Keorganisasian. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Handoko, T. H. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogjakarta.
Hapsoro. Dimas Estu 2011. Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi
Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. http://eprints.undip.ac.id/7656/1/D2A002018 DIMAS_ESTU_HAPSORO.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013
Lubis, Elynar. 2008. Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi
Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis
pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (PERSERO). Tesis. Universitas Sumatera Utara
Makamban, Juarto. 2010. Studi Motivasi Pada Kinerja Petugas Bagian
Pemeriksaan Puskesmas Mangasa Kota Makassar Tahun 2009. Sikripsi ini
diterbitkan pada bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Unhas.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. PT Rineka
Cipta: Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2012.ManajemenSumber Daya Manusia, Ed. 1, Cet.20. Bumi Aksara: Jakarta.
Sobur, Alex.
2003. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah.
Pustaka Setia: Bandung.
Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. ManajemenKesehatan Teori dan
Praktek di Puskesmas,Gajah Mada University Press: Yogyakarta
Sutrisno. 2011. ManajemenSumber Daya
Manusia, : Kencana: Jakarta.
Tawale, Efa Novita, Widjajaning Budi dan
Gartinia Nurcholis. 2011. Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat
dengan Kecenderungan mengalami Burnout pada Perawat di RSUD Serui–Papua. Jurnal
INSAN Vol. 13 No. 02. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/2-13_2.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013
Virdila, Fita. 2012. Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah Mokopido Kabupaten Tolitoli Tahun 2012. Sikripsi
ini diterbitkan pada bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
Winardi, J. 2011. Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen.Cetakan
ke-6. April 2011. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.
MATRIKS HASIL PENELITIAN
ANALISIS MOTIVASI KERJA DOKTER PNS
DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA
TAHUN 2012
NO
|
DIM -ENSI
|
INFORMAN
|
CONTENT
|
INTERPRETASI
|
KESIMPULAN
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
KONDISI
KERJA
|
||||
RA
AH
AH
|
Lingkungan kerja ya selama ini baik-baik
saja. Alhamdulillah, misalnya kerjasama yang baik dengan perawat. Sesama
dokter juga
Kalau lingkungan kerja, sejauh ini
menurut saya eee bisa dibilang cukup nyaman sih kalau lingkungan kerja, karna
memangkan di daerah seperti ini dengan sumber daya yang seadanya dan sarana
yang seadanya juga suda lumayan
Kalau di daerah seprti ini sudah lumayan,
luman lengkap, sebenarnya sih kalau bisa masih ada yang harus ditambah to,
dari pemeriksaan laboraturium, kalau bisa masi ditambah, cuma kan dari segi
penggunaannya juga kan disini belum ada spesialistik jadi kan terkadang ee sesuatu
yang lengkap tanpa ditunjang oleh tenaga juga mubajir gitu jadi kan ya memang
mungkin disini pelayanan nya dengan sarana yang ada seperti ini bisa
dimanfaatkan kalau memang tidak eee tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien
berikutnya berarti kita harus rujuk ke tempat yang lebih, karna memang kita
harus sesuaikan dengan keadaan kita.
|
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman
telah dirasakan oleh dokter PNS.
Lingkungan kerja yang nyaman disertai
dengan ketersediaan sumberdaya dan sarana yang seadanya juga dapat memotivasi
dokter PNS dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab-nya.
|
Informan menganggap lingkungan kerjanya sudah aman dan nyaman
dengan keterbatasan fasilatas sarana pelayanan kesehatan yang tersedia.
Namun demikian, beberapa informan
menganggap kalau beban kerjanya masih berat karena terbatasnya sumberdaya
manusia, seperti tidak tersedianya dokter spesialis sehingga dokter umum harus memegang peran
ganda di rumah sakit.
|
||
2
|
HUBUNGAN
INTERPERSONAL
|
||||
MM
SM
RA
|
Sebenarnya bagus juga, dengan bawahan,
dengan atasan, dengan teman sejawat bagus
Kalau saya sih baik-baik saja, kalau ada
pasien masuk ya biasa nya dokter juga ndak terlalu stan bay di UDG to, eeee
biasanya perawat yang lansung tangani dulu ee kemudian dokter nya dihubungi
baru kita turun nanti perawatnya lansung bilang ini bagaimana dok, kita
tinggal periksa dulu baru ini to, kalau menurut kita sudah bagus, apalagi
kalau di UGD to,, mereka sudah lincah-lincah, di polik lumayan sudah bagus
sekarang, sudah ada perubahan
Ee perbedaan budaya pastilah, ada
perbedaan budaya, sebenarnya orang-orang disini baik cuman biasanya eee biasa
kadang juga terkadang susah untuk diberitahu karna mungkin apa faktor
kekeluargaan, tingkat kekeluargaan yang tinggi misalnya juga itu yang saya
bilang ada mereka datang mengntar pasien kita maunya kan dokter memeriksa
dulu pasien baru mereka masuk ini tidak mereka maunya semuanya kita eee
mereka ada disitu mereka tau apa yang kita periksa apa sakitnya pasien ini
begitu jadi maunya mereka tau semuanya kan aturannya dalam dunia kedokteran
itu maksudnya maksudnya bukan dalam dunia kedokteran periksa pasien di keluar
dulu keluarga Cuma satu orang atau dua orang yang mengamankan ini tidak,
mereka susah untuk di beritahu tapi pada dasarnya mereka baik-baik semuanya
karna mungkin tingkat kekeluargaan yang tinggi. Karena mungkin saya sudah
lama disini jadi sudah kebal dengan orang-orang... eee kebiasaan mereka
|
Hasil wawancara infroman menunjukkan
bahwa hubungan interpersonal dokter PNS dilingkungan kerjanya baik, penerimaan antar rekan kerja dapat
berjalan dengan baik.
Hal yang sama juga dialami oleh informan
yang lain, bahwa penerimaan dengan bawahan, atasan dan dokter – dokter yang
lain dapat berjalan dengan baik, begitu juga dengan penerimaan antara dokter
dengan perawat dapat berjalan dengan baik pula
|
Informan menganggap bahwa penerimaan dan kerjasama
dengan rekan kerjanya telah
berjalan dengan baik termasuk juga dalam penyelesaian
masalah yang dihadapi dalam melayani pasien.
Begitu juga dengan penerimaan masyarakat,
walaupun ada perbedaan budaya masyarakat setempat, sehingga dapat mengganggu
dokter dalam melaksakan tugas.
|
||
3
|
BAYARAN / UPAH
|
||||
SM
KA
SM
MM
KA
SA
MK
M.MT
|
Lancar.... setiap bulan, awal bulan,
lansung masuk rekening to, tanggal-tanggal lima sekitar itu
Proses kelancaran gajinya itu pertama ee
kita mengajukan pada keuangan, apa ,,, eee bikin permintaan pada keuangan
setelah itu gaji diproses, terus proses ee gajinya biasa itu dibawah tanggal
lima,tanggal dua sampai tanggal lima lah itu kelancarannya, kalau pun ada
keterlambatan itu dibawah tanggal sepuluh,
Ooo sangat mencukupi kalau kita, berlebih
malah,
Kalau sekarang ini lima tujuh setenga,
potong pajak, bersihnya lima koma empat, insentif daerah itu, surat
keputusannya kalau kita tidak tau sampai disitu, tapi katanya mau naik per
januari ini, katanya sih dari bendahara belum ada dasar hukumnya sih, SK
Bupati
Setiap bulannya kita bayar senilai lima
juta tujuh ratus lima puluh, itu belum termasuk pajak kalau pajak potongan
untuk golongan tiga itu sekitar lima persen, golongan empat lima belas persen
berdasarkan pph pasal 21 Dasar pembayannya kita mengacu pada keputusan
bupati, itu dasar pembayarannya Nomor. 01.1/KPTS.01/KS/2012 tentang tunjangan
penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi
Ya memang kita liat rencana kenaikan itu ada tetapi
kita sesuaikan dengan anggaran, terus dengan pemasukan untuk rumah sakit apa
semua, jadi perhitungkan disitu, jadi seperti insentif yang ada di dokter,
dokter itu kan ada gaji pokoknya ada insentif itu berdasarkan kemampuan
daerah. Insya allah
mudah-mudahan kita bisa sesuaikan dengan...iya dilihat juga kemampuan itu
tadi kemampuan daerah, kemampuan rumah sakit, karna kita rumah sakit kan ada
PAD juga, ee apa kebutuhan rumah sakit dari situlah kita perhitungkan”.
Pembayaran bagi insentif dokter ini kami
mengambil dasar dari SK Bupati yaitu dengan nomor 114/KPTS.08/KS/2010, yaitu
ee sesuai dengan jumlah dari pembagian wilayah, ee yaitu pembagian wilayah
untuk insentif dokter ini dibagi dalam tiga katagori, yaitu katagori, biasa,
katagori sangat terpencil dan katagori terpencil jadi pembayaran gaji ini
sesuai dengan tingkat kesulitan dari daerah jangkauan tempat tugas dokter
tersebut
ee yang kita kehendaki memang sebenarnya,
seharusnya setiap bulan, namum kalu setiap bulan ada pertimbangan bahwa kalau
dokter yang tugas di, jauh dari sini, itu kan setiap saat dia harus kembali
maka memang protap dari perbendaharaan daerah itu kan per triwulan, jadi
sebenarnya yang ditentukan itukan bukan dari dinas, tapi kita mengikuti
aturan mainnya disana sehingga memang ee pemberian tunjangan ini per tiga
bulan
|
Menurut informan pembayaran gaji kepada
dokter PNS setiap bulannya sudah berjalan lancar yang meraka dapat terima
melalui rekening
Adapun menurut informan Bendahara RSU
proses penerimaan gaji kepada dokter PNS itu sudah berjalan lancar.
Berbeda hal-nya dengan beberapa informan
lain, menurut mereka gaji yang diterima setiap bulan sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari – harinya,
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
informan bendahara RSU jumlah insentif yang diterima sebanyak Rp 5.750.000
yang akan dikenakan potongan pajak sesuai dengan golongan masing – masing
dokter,
Menurut bendahara Dinas Kesehatan
pembayaran insentif dokter berdasarkan pada SK bupati yang pembayaran
insentif-nya disesuaikan dengan pembagian wilayahnya, yaitu wilayah kategori
biasa, wilayah kategori terpencil dan wilayah kategori sangat terpencil. Jadi
pembayaran insentif disesuaikan dengan tingkat kesulitan jangkauan tempat
tugas dokter tersebut
|
Penghasilan yang diterima oleh dokter PNS
di Kabupaten Kepulauan Sula telah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan
sesuai dengan beban kerjanya, informan juga menganggap bahwa pembayaran
gaji/insentif bagi pegawai telah berjalan dengan lancar, meskipun tidak tepat
waktu.
|
||
4
|
KEBIJAKAN ORGANISASI
|
||||
IS
MM
SA
M.MT
SA
|
Ooo selama ini tar pernah bagitu, seng
pernah ada permintaan atau ada permintaan dari dinas untuk puskesmas masukan,
usulan apa gitu jarang, tidak ada sama sekali terakhir tahun lalu ka yang
diminta masukan permintaan meubulair saja, tapi kalu bilang usulan program
tar pernah ada,
Jarang sih, libatkan orang-orang
manajemen saja program juga nda, komite etik,
nda, tidak pernah, harusnya sih komite-komite itu lebih banyak di
berdayakan to ada komite medik, komite etik, pengawas interen itukan semua
ada, dan mereka punya tugas jelas sebenarnya, walaupun dia diluar sturuktur
to.tidak kalau kita diajak kitakan pasti, kita nda mungkin juga
cawe-cawe(kerasa brusu begitu)
Ya kalau untuk penyusunan program semua
dilibatkan, jadi program sebelum masuk ee tahun anggaran baru itu kita ambil
dari ruangan-ruangan, apa yang dibutuhkan, terus masukan-masukan mereka
disampaikan ke kepala ruangan, kepala ruangan mengajukan ke atas kita rapat
bersama baru dibicarakan berdasarkan diskusi itu kita ajukan ke renja
Setiap tahunkan ada rakerkesda,rapat
kerja kesehatan daerah nah kesempat itu yang dipergunakan oleh puskesmas
untuk memasukan rencana kebutuhan dari puskesmas, yang jelas bahwa ee kalau
program inti, program utama ya dalam pelayanan itu suda itu merupakan ee
sudah baku, nah yang dari puskesmas ini adalah usulan-usulan yang berkaitan
dengan ee pengembangan apakah itu penyediaan tenaga, penyediaan sarana dan
prasarana, kemudian kelengkapan-kelengkapan manajemen nah itu yang diusulkan
tapi kalau untuk pelayanan itukan sudah ada program baku,
Ya kita berdasar dengan tupoksinya dan
kemampuan orang tersebut,kalau memang kemampuannya cocok, sesuai dengan
bidangnya, kita distribusikan sesuai dengan keahlian nya kan, kalau dia
keperawatan, perawat yang dimana, UGD. kalau dia bidan di bidan yang dimana,
umur nya tentu kita melihat juga ini nya tentu kita juga melihat beban
kerjanya, kalau masih muda-muda ya ditambah beban kerjanya kalau suda tua
suda berkeluarga banyak kita mungkin lebih fleksibel sedikit
|
Keterlibatan dokter dalam penyusunan
program kerja tidak pernah ada permintaan dari dinas agar pihak puskesmas
berpartisipasi dalam penyusunan program kerja
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
informan, menurutnya dokter tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan program
kerja, hanya orang – orang manajemen saja yang terlibat langsung dalam
penyusunan program kerja
Namun, hal yang berbeda diungkapka oleh
pihak direktur rumah sakit menurutnya dalam penyusunan program kerja semua
petugas dilibatkan. Dokter diminta untuk memberikan masukan yang disampaikan
ke kepala ruangan yang nantinya akan mengajukan masukan tersebut ke atasan
pada saat dilakukan rapat penyusunan program
|
Informan
diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan yang dialami kepada
pimpinannya meskipun terkadang tidak terealisasi. Pegawai juga tidak
berpartisipasi langsung dalam penyusuanan program kerja. Namun, apabila
pegawai menemukan masalah dalam melaksanakan tugasnya maka akan diadakan
rapat dalam pengambilan keputusan.
Pimpinan juga senantiasa memberikan
dukungan terhadap pengembangan diri pegawainya dengan melakukan pelatihan –
pelatihan dan pendidikan formal.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar