MAKALAH
SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
PERBANDINGAN
PEMBIAYAAN
RUMAH SAKIT PEMERINTAH
DAN SWASTA
Oleh :
Nama :
Dahyar Masuku
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul :“ PERBANDINGAN PEMBIAYAAN
RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA”
Saya menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
saya telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik, dan
oleh karena itu dengan rendah hati saya berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Makassar, 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................................................... 1
B. Permasalahan
.................................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ............................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN
A. Penyelenggaraan
Rumah Sakit Pemerintah dan
Rumah Sakit Swasta................................................................................. 4
B. Perbandingan
dan Analisis Biaya Rumah Sakit
Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta
.................................................... 6
C. Sumber pembiayaan Rumah Sakit Pemerintah
dan Rumah Sakit Swasta
..............................................................................
8
D. Peran Pemerintah dan Swasta Dalam
Pelayanan
Kesehatan Konsep
dan Batasan .................................................................
10
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
.......................................................................................................... 14
Saran
..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Rumah Sakit merupakan suatu unit usaha
jasa yang memberikan jasa pelayanan sosial di bidang medis klinis. Pengelolaan
unit usaha rumah sakit memiliki keunikan tersendiri karena selain sebagai unit
bisnis , usaha rumah sakit juga nemiliki misi sosial, disamping pengelolaan
rumah sakit juga sangat tergantung pada status kepemilikan Rumah Sakit. Misi Rumah
Sakit tidak terlepas dari misi layanan sosial. Namun tidak dipungkiri bahwa
dalam pengelolaan Rumah Sakit tetap terjadi konflik kepentingan dari berbagai
pihak. Konflik kepentingan berbagai pihak ini dapat bersumber dari klasifikasi
organisasi Rumah Sakit. Klasifikasi organisasi dibedakan menjadi dua, yaitu
organisasi bisnis dan organisasi non bisnis.
Rumah Sakit pemerintah lebih tepat
sebagai klasifikasi non bisnis, namun Rumah Sakit swasta tidak seluruhnya
diklasifikasikan dalam kelompok non bisnis. Beberapa rumah sakit masih memiliki
kualitas jasa layanan yang masih sangat memprihatinkan. Hal ini antara lain
disebabkan karena keterbatasan sumber daya baik sumber daya finansial maupun
sumber daya non finansial. Tuntutan peningkatan kualitas jasa layanan
membutuhkan berbagai dana investasi yang tidak sedikit. Kenaikan tuntutan
kualitas jasa layanan rumah sakit harus dibarengi dengan profesionalisme dalam
pengelolaannya. Perkembangan pengelolaan Rumah Sakit, baik dari aspek manajemen
maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan,
yaitu lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan eksternal antara lain adalah
dari para stakeholder bahwa Rumah Sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan
terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan dari pihak
internal antara lain adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya merupakan
masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme
pasar,
perilaku ekonomis, sumber daya
professional dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan teknologi. Rumah
sakit kepemerintahan yang terdapat di tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari
pengaruh perkembangan tuntutan tersebut. Dipandang dari segmentasi kelompok
masyarakat, secara umum rumah sakit pemerintah merupakan layanan jasa yang
menyediakan untuk kalangan menengah ke bawah, sedangkan rumah sakit swasta
melayani masyarakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus
meningkat,dan rumah sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah
tersebut.
Peningkatan biaya kesehatan ini
menyebabkan fenomena tersendiri bagi rumah sakit pemerintahan karena rumah
sakit pemerintah memiliki segmen layanan kesehatan untuk kalangan menengah ke
bawah. Akibantnya rumah sakit pemerintah diharapkan menjadi rumah sakit yang
murah dan bermutu. Rumah sakit pemerintah menghadapi dilema antara misi
melayani masyarakat kelas menengah ke bawah dan adanya keterbatasan sumber
dana, serta berbagai aturan dan birokrasi yang harus dihadapi. Kondisi tersebut
akan mengakibatkan rumah sakit pemerintah mengalami kebingungan apakah rumah
sakit dijadikan sebagai lembaga birokrasi dalam sistem kesehatan ataukah
sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang tidak birokratis.
B.
PERMASALAHAN
Dari
penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada
makalah ini adalah:
A.
Penyelenggaraan Rumah Sakit Pemerintah dan
Rumah Sakit Swasta
B.
Perbandingan dan Analisis
Biaya Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta
C.
Sumber
pembiayaan Rumah Sakit Pemerintah
dan Rumah Sakit Swasta
D.
Peran
Pemerintah dan Swasta Dalam Pelayanan Kesehatan
Konsep dan Batasan
Konsep dan Batasan
C.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1.
Mengetahui Perbedaan Penyelenggaraan Rumah Sakit
Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta
2.
Mengetahui Perbandingan dan Analisis
Biaya Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta
3.
Mengetahui Sumber pembiayaan Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta
4.
Mengetahui Peran Pemerintah dan Swasta Dalam Pelayanan Kesehatan
Konsep dan Batasan
Konsep dan Batasan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penyelenggaraan
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
Rumah Sakit adalah Sarana kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) secara paripurna.
Menurut WHO (World Health
Organization) Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang sosial dan
medik yang berfungsi sebagai pusat pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan
penyembuhan dan pusat latihan dan penelitian biologi-sosial.
Rumah Sakit adalah suatu
fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan
kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemeliharaan,
peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna.
a. Berdasarkan Kepemilikan dan
Penyelenggaraan
1. Rumah Sakit Pemerintah
Rumah
sakit yang dibiayai, dipelihara, dan diawasi oleh Departemen Kesehatan,
Pemerintah Daerah, ABRI, dan departemen lain, termasuk BUMN. Misalnya Rumah
Sakit Umum Pusat, Provinsi, Kabupaten dan lokal. Usaha ini dijalankan
berdasarkan usaha sosial.
2. Rumah
Sakit Swasta
Rumah
sakit yang dijalankan oleh suatu yayasan atau swata lain yang umumnya juga
berdasarkan sosial serta tujuan ekonomi (mencari keuntungan).
b.
Persyaratan Penyelenggaraan Rumah Sakit
Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.
Pada dasarnya, peraturan yang dilakukan pada
kedua jenis rumah sakit tersebut sama, namun ada beberapa peraturan yang
membedakannya. Misalnya penyelenggaraan rumah sakit bertujuan untuk memberikan
pelayanan penyembuhan penyakit, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pemulihan kesehatan individu yang bermutu, efisien, efektif, dan merata; Rumah
sakit wajib mempunyai ruangan untuk penyelenggaraan rawat jalan, rawat inap
minimal 25 tempat tidur, rawat darurat, penunjang medik dan non-medik; Kelas
pelayanan rumah sakit terdiri dari kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas III.
c.
Berikut adalah perbedaan persyaratan
penyelenggaraan Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.
a)
Pemerintah
Rumah sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan
oleh:
1.
Departemen Kesehatan
2.
Pemerintah Daerah
3.
ABRI
4. Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).
b) Swasta
1. Rumah
sakit swasta diselenggarakan berasaskan kemandirian dengan prinsip wirausaha
dengan tetap melaksanakan fungsi sosial.
2. Kepemilikan
rumah sakit berbentuk yayasan, Perseroan Terbatas (P.T), koperasi dan atau
badan hokum lainnya.
3. Rumah
sakit swasta harus memenuhi persyaratan standar bangunan, prasarana, dan
peralatan sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit, meliputi :
§
Lokasi atau letak bangunan prasrana harus
sesuai dengan rencana umum tataruang dan terhindar dari pencemaran.
§
Bangunan, prasarana, peralatan, harus dalam
kondisi terpelihara dan memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan
kerja.
§
Memenuhi persyaratan teknis bengunan,
prasarana, peralatan, dan dampak lingkungan internal dan eksternal.
§ Peralatan
medik harus memenuhi persyaratan pengujian/kalibrasi.
4.
Rumah sakit swasta dalam memberikan pelayanan
harus menjamin hak-hak pasien.
5.
Rumah sakit swasta wajib menyelenggarakan
peningkatan mutu pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
6.
Rumah sakit swasta wajib mempunyai komite
medik dan komite keperawatan.
7.
Rumah sakit swasta wajib merujuk pasien ke
rumah sakit yang lebih mampu pelayanannya apabila rumah sakit tersebut tidak
mampu menangani pasien tersebut.
8.
Bentuk pelayanan rumah sakit swasta adalah
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
9.
Rumah sakit khusus swasta diklasifikasikan
menjadi rumah sakit khusus swasta pratama dan madya.
10. Setiap
rumah sakit swasta wajib melaksanakan fungsi sosial.
11. Rumah
sakit swasta yang dimiliki yayasan, perhimpunan, perkumpulan sosial, dan rumah
sakit BUMN yang melayani pasien umum minimal 25%, dan rumah sakit swasta yang
dimiliki pemilik modal minimal 10 %.
B.
Perbandingan dan Analisis Biaya Rumah Sakit Pemerintah
dan Rumah Sakit Swasta
Biaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi)
yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Biaya juga sering
diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu
harapah (target)/output tertentu
a.
Pembagian biaya berdasarkan hubungan
dengan volume produksi
1.
Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa
dan waktu pengeluarannya, biasanya lebih dari satu tahun.
2.
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya
tergantung dari jumlah produksi / jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya
oprasional yang habis dikeluarkan selama satu tahun.
3.
Semi Variabel Cost adalah biaya yang memiliki sifat antara fixed
cost dan variabel cost (Gani,1996)
b.
Biaya berdasarkan biaya satuan (Unit
cost)
Biaya satuan adalah biaya
yang dihitung untuk setiap satu satuan produk pelayanan. Biaya satuan
didapatkan dari pembagian antara biaya total (Total Cost = TC) dengan
jumlah produk (Quantity = Q). Dengan demikian tinggi rendahnya biaya satuan suatu produksi tidak hanya
dipengaruhi oleh besarnya biaya total, tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya
biaya produk
c.
Analisis Biaya Rumah Sakit
Analisis biaya rumah sakit
adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis
pelayanan yang ditawarkan baik secara total maupun per unit atau perpasien
dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit pusat biaya serta
mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien
(Depkes, 1977).Menurut Gani (1996), analisis biaya dilakukan dalam perencanaan
kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau proyek
atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang
diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan.Dalam perhitungan tarif
dirumah sakit seluruh biaya dirumah sakit dihitung mulai dari :
1. Fixed Cost
Fixed cost atau biaya
tetap ini terdiri dari :- Biaya Investasi gedung
rumah sakit- Biaya peralatan Medis- Biaya peralatan Medis- Biaya Kendaraan (Ambulance, Mobil Dinas, Motor, dll)
2. Semi Variabel cost
Gaji Pegawai- Biaya Pemeliharaan- Insentif- SPPD- Biaya Pakaian Dinas dll
3. Variabel Cost
Biaya BHP Medis / Obat- Biaya BHP Non Medis- Biaya Air- Biaya Listrik Biaya Makan Minum Pegawai dan pasien- Biaya Telepon- dll
d.
Manfaat analisis biaya
Manfaat utama dari
analisis biaya ada empat yaitu (Gani,A.2000).a. PricingInformasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break even, atau menguntungkan.
Dan juga dapat diketahui
berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada unit pelayanan tersebut misalnya
subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit.b. Budgeting /PlanningInformasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat
penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran.c. Budgetary controlHasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi
pusat-pusat biaya (cost center)yang strategis dalam upaya
efisiensi rumah sakitd. Evaluasi dan Pertanggung
Jawaban Analisis
biaya bermanfaat untuk menilai performance keuangan RS secara keseluruhan,
sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.
C.
Sumber-sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
:
Dalam konteks pengembangan sumber pendanaan rumah sakit perlu diperhatikan mengenai peran swasta yang besar. Secara konseptual
peran swasta
sebagai
sumber
pendanaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Dengan adanya
program pengembangan
mutu
rumah sakit pemerintah diharapkan
masyarakat atau swasta menggunakan rumah sakit pemerintah untuk
mencari
pengobatan. Pada
sisi lain, berbagai sumber
pendanaan
pemerintah mungkin akan dikontrakkan ke perusahaan swasta (Kotak2), misalnya untuk promosi kesehatan ataupun kebersihan lingkungan. Pola kontrak keluar ini perlu diperhatikan karena cara yang baik untuk menghindari keadaan over-load pada lembaga pelayanan kesehatan pemerintah atau Dinas Kesehatan (Dinkes). Akibat keterbatasan subsidi pemerintah saat ini semakin banyak
Pelaksanaan Program
|
Pe pendanaan
Program
Peran Swasta dalam Pelayanan Kesehatan dana
masyarakat
yang dilaksanakan
oleh rumah sakit pemerintah. Dengan demikian ada gerakan dari kotak 1 ke kotak 3. Hal ini yang menyebabkan semakin besarnya pengaruh mekanisme pasar di rumah
sakit pemerintah. Dana yang didapat dari masyarakat diper gunakan
oleh
sistem manajemen rumah sakit untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan rumah sakit
dengan cara
memperbaiki
mutu
pelayanan,
memperluas bangsal VIP, dan mengeluarkan berbagai produk
pelayanan baru. Dengan cara ini diharapkan akan semakin banyak dana masyarakat masuk ke rumah sakit pemerintah sehingga rumah sakit mampu meningkatkan motivasi sumber daya manusianya serta
meningkatkan mutu pelayanannya.
a.
Pemerintah
1.
Sumber
pembiayaan kesehatan berasal dari :
-
Pendapatan
pajak secara umum
-
Deficit
Financing (Pinjaman dari luar negeri)
-
Pendapatan
Pajak penjual
2.
Asuransi
Sosial
Berdasarkan alokasi / pengelolaan anggaran, pembiayaan kesehatan berasal dari :
Berdasarkan alokasi / pengelolaan anggaran, pembiayaan kesehatan berasal dari :
-
Pemerintah
pusat :
-
Pemerintah
daerah tingkat I
-
Pemerintah
daerah Tingkat II
3.
Departemen
Kesehatan :
Sumber dana yg ada :
- APBN
– DIP (Daftar Isian Proyek)
- APBN
– DIK(daftar Isian Kegiatan)
- RKAP
- OPRS
- INPRES
4. Non
Departemen Kesehatan
5. SDO
(Departemen Keuangan)
b.
Swasta
Pembiayaan
pelayanan kesehatan dilakukan dari berbagai sumber Pembiayaan pegawai oleh
perusahaan
1.
Asuransi
kesehatan swasta
2.
Sumbangan
social
3.
Pengeluaran
Rumah Tangga
4.
Communal
Selp-help
D.
Peran Pemerintah dan Swasta Dalam
Pelayanan Kesehatan
Konsep dan Batasan
Konsep dan Batasan
1.
Defisi
swasta di bidnng kesehatan :
Semun
organisasi dan individu yang dalam melaksakan kegiatannya tidak langsung
dikendalikan oleh Pemerintah. Ini termasuk perusahaan swasta dan individu yang
mencari untung (for-profit) serta organisasi swasta yang tidak . mencari untung
(non-profit) (WHO, Mexico 1991)
a.
Peranan
Swasta dan Pemerintah Tujuh item yang menjadi issue:
-
Pemerataan
(equity)
-
Efesiensi
operasional
-
Efesiensi
alokatif
-
Acceptability
oleh consumer
-
Acceptability
oleh provider
-
Kelayakan
administrasi
-
Acceptability
secarn politis
b.
Tujuh
kemungkinan peran swasta :
- Kontrak
kegiatan tertentu pada swasta
- Mendorong
pengembangnn JPKM
- Sesuaikan
tarif untuk meningkatkan pendapatan.
- Membayar
swasta sesuai dengan mutu di Pemerintah
- Kembangkan
asuransi swasta nasional
- RS
Swadana (Autonomy)
- Swasta
ikut bertanggung jawab atas biaya pendidikan.
c. Swastanisasi
Swastanisasi atau privatisasi adalah strategi atau kebijakan Pemerintah untuk mengalihkan pelaksanaan upaya dan pelayanan kesehatan serta pembiayaannya dari Pemerintah ke swasta. Pengalihan bisa total atau sebagian.
Swastanisasi atau privatisasi adalah strategi atau kebijakan Pemerintah untuk mengalihkan pelaksanaan upaya dan pelayanan kesehatan serta pembiayaannya dari Pemerintah ke swasta. Pengalihan bisa total atau sebagian.
2. Asumsi
dan Ekspektasi
a. Mobilisasi
Sumber Daya
Fakta menunjukan bnhwa dana yang
bersumber dari masyarakat dan swasta, jumlahnya cukup besar (65-35%). Dana yang
besar ini diharapkan akan bisa membantu memikul tanggung jawab sosial secara
langsung. Kesuksesan sektor swasta dalam membantu memobilisasi dana tergantung
dari beberapa kondisi
- Jumlnh tenaga kesehatan Dengn
berkembangnya swasta, tenaga terampi) yang jumlahnyn terbatas di sektor
pemerintah akan berkurang (terjadi di Meksiko dan Malaysia)\
- Intervensi Pemerintah Kalau tidak ada
intervensi, bisa terjadi kenaikan total biaya kesehatan, tetapi volume
pelayanan akan tetap atau bahkan menurun
b.
Kompetisi
dan Efesiensi
Dalam mekanisme pasar bebas,
persaingan akan mendorong efesiensi. Ini akan terjadi dalam sistem pasar yang
berfungsi baik, yang memenuhi syarat-syarat tertentu :
- Mekanisme
harga di pasar memerlukan informasi biaya produksi secara tepat dan cepat. Di
negara maju, kebanyakan informasi ini sudah tersedia, tetapi di sebagian negara
berkembang, informasi ini masih sangat terbatas.
- Persyaratan
dimana supplier dalam jumlah yang banyak dan dapat masuk dan keluar dengan
mudah. Dalam kenyataan, sulit untuk masuk dan keluar dari sistem di sektor
kesehatan, sehingga yang terjndi bukan “free competition”, tetapi oligopoli,
bahkan monopoli di daerah tertentu.
- Consumer
choices. Kondisi pasar sempurna memungkinkan konsumer untuk memilih yang
terbaik dari banyak Iayanan kesehatan, dam konsumer jugn mengetnhui kualitas
barang yang dibelinya.
Untuk itu konsumer harus mengetahui
variasi harga dan kualitas barang yang tersedin di pasar. Tetapi Karena salah
satu ciri jasa kesehatan adalah consumer ignorance, maka permi ntaan yang
terjadi adalah permintaan yang diwakilkan oleh provider, sehingga terjadi
mekanisme pasar tidak sempurna.
c.
Keseimbangan
pasar dan pemerataan Keseimbnngan pasar dan pemerataan adalah tidak
berhubungan. Jadi keseimbangan pasar hanya mencerminkan keseimbangan harga atas
harga yang ditawarkan dan diminta konsumen. Pada tingkat harga keseimbangan
ini, ada sebagian konsumer yang mempunyai kemampuan di bawah titik keseimbangan
tersebut. Contoh di A5, 35 juta orang tidak mampu menjangkau hargn premi
asuransi kesehatan
d.
Kualitas
Fakta : Kualitns di sektor pemerintah sangat rendah. Keluhan terdapat dalam
layanan kesehatan, Iayanan penunjang medik, layanan administrasi, layanan
tranportasi, dll. Ekspektasi : peningkatan kualitas Iayanan kesehatan. Definisi
layanan kesehatan yang berkualitns :
- Kualitas dari aspek medis harus
adekwat (tidak lebih dan tidak kurang) Swasta for profit : cenderung untuk
memberi Iayanan berlebihan (untuk pembayaran fee for service) atau kurang
(kapitasi).
- Kualitas dari aspek non medis
(convenience dan amenities) meliputi waktu tunggu, administrasi, kebersihan,
keramahan, kenyamanan.
- Kualitas dari aspek aksesibilitas For
profit :Target pada pangsa pasar dengan kemampuan tinggi
3.
Motivasi
dan Perilaku Swasta
a.
Non
for profit
Tujuannya adalah memaksimalkan benefit
sosial dari pelayananya. Ada dua :
-
Yang
mendapati subsidi
1.
Yang
tidak mendapatkan subsidi
Sumber subisi :
Sumber subisi :
-
Badan
atau organisasi internasional
-
Sumber
dana domestik (jumlah sedikit)
2.
Subsidi
mencnngkup :
-
Seluruh/sebagian
komponen biaya (investasi, oprasional, dan pemeliharaan )
-
Ada
keterbatasan hanya subisi investnsi
3.
Ciri-ciri
:
- Tarif biasanya di bawah biaya satuan
- Tnrif di atas biaya sntuan digunakan
untk subsidi silang
- Sasaran pelayanan ke pemukiman kumuh,
daerah tertinggal
b.
For
Profit Tujuan adalah memaksimalkan ospek ” return on investment “, karena itu
sektor for profit selalu memperhatikar : jumlah, jenis dan lokasi layanan
kesehatan. Biasanya sektor ini menawarkan sistem yang eksklusif dalam tenaga,
peralatan, medis, peralatan pendukung, dan juga biayanya. Konsumennya : mampu
dan menginginkan kualitas yang tinggi. Tetapi ada fenomena ” supply induced
demand ” dimana biaya investasi dan oprasional dibiayai dengnn uang pinjamnn
bank, sehinggn menunjang untuk melakukan ” unnecessary procedures”
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Rumah
Sakit adalah Sarana kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) secara
paripurna.
2.
Rumah
Sakit Pemerintah yang dibiayai, dipelihara, dan diawasi oleh Departemen
Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI, dan departemen lain, termasuk BUMN.
Misalnya Rumah Sakit Umum Pusat, Provinsi, Kabupaten dan lokal. Usaha ini
dijalankan berdasarkan usaha sosial.
3.
Rumah
Sakit Swasta adalah Rumah Sakit yang dijalankan oleh suatu yayasan atau swata
lain yang umumnya juga berdasarkan sosial serta tujuan ekonomi (mencari
keuntungan).
4.
Biaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi)
yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Biaya juga sering
diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu
harapah (target)/output tertentu Pembagian
biaya berdasarkan hubungan dengan volume produksi Biaya tetap ( fixed cost ) Biaya variabel (variable
cost) Semi Variabel Cost
5.
Rumah
Sakit swasta dan individu yang mencari untung (for-profit) serta organisasi
swasta yang tidak . mencari untung (non-profit)
B.
SARAN
Jika
ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Terima kasih. Sangat membantu:)
BalasHapus