Jumat, 07 Desember 2012

KKN

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A.       KEADAAN GEOGRAFIS
1.      LETAK GEOGRAFIS
Desa Balangloe Tarowang merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa di Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah  536,4 Ha atau 11,47% dari total luas wilayah Kecamatan Tarowang dengan peruntukan yaitu lahan pemukiman, lahan pertanian (persawahan dan perkebunan), dan lahan fasilitas umum lainnya. Desa Balangloe Tarowang terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Balang Loe, dusun Bontowa, dusun Kassi-kassi, dan dusun Kampung Beru. Letak desa ini berjarak sekitar 2 Km dari ibukota kecamatan, sedangkan jarak dari ibukota kabupaten Jeneponto 19 Km dan sekitar 110 Km dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Makassar.
Desa Balangloe Tarowang merupakan desa yang berada sekitar pantai yang terletak di ketinggian 5 m dari permukaan laut dengan keadaan suhu rata-rata harian sebesar 320C dan hujan yang rata-rata berlangsung  6 bulan. Secara umum, keadaan iklim Kecamatan Tarowang dan secara khusus tergolong iklim kering dengan jumlah hari hujan rata-rata hari hujan selama setahun sebanyak 70 hari dengan curah hujan seanyak 192 mm. jumlah curah hujan rata-rata tiap tahunnya mencapai 2000 sampai 3000 mm dengan suhu rata-rata 280C.
Berikut batas wilayah desa Balangloe Tarowang:
a.    Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bonto Ujung (Kecamatan Tarowang)
b.   Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
c.    Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Balang Baru (Kecamatan Tarowang)
d.   Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bonto Ujung (Kecamatan Tarowang)
2.      Letak Geografis dan Batas Wilayah Kerja Puskesmas Tino
Puskesma Tino tepatnya di Desa Tino merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Jeneponto yang terletak di wilayah Kecamatan Tarowang. Wilayah kerja Puskesmas Tino memiliki batas-batas Sebagai berikut:
a.       Sebelah Utara berbatasan dengan Bisappu
b.      Sebelah Timur berbatasan dengan …
c.       Sebelah Selatan berbatasan dengan Tarowang
d.      Sebelah Barat berbatasan dengan Kelara
Wilayah kerja Puskesmas Tino membawahi 4 Desa.Adapun desa tersebut adalah Desa Tino, Desa Balangloe Tarowang, Desa Balang Baru, dan Desa Bonto Ujung.
B.        KEADAAN DEMOGRAFIS
1.      Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Balangloe yang tersebar di masing-masing dusun yaitu Dusun Balang Loe, Dusun Bontowa, Dusun Kassi-Kassi, dan Dusun Kampung Beru. Berikut dalam tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin:
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Desa Balangloe Tarowang Kec. Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012
No.
Nama Dusun
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
n
%
n
%
1
Balangloe
306
24,42
377
29,50
2
Bontowa
318
25,37
288
22,53
3
Kassi-Kassi
282
22,51
291
22,77
4
Kampung Beru
347
27,69
322
25,19
Jumlah
1253
100
1278
100
                                    Sumber: Desa Balangloe, 2012
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada tahun 2012 junlah penduduk Desa Balangloe Tarowang adalah 2531 Jiwa.Ini menunjukkan bahwa Desa Balangloe Tarowang merupakan salah satu desa yang berpenduduk cukup banyak di Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan jenis kelamin Nampak bahwa jumlah penduduk laki-laki sekitar 1253 jiwa dan perempuan sekitar 1278 jiwa.Dengan demikian rasio jenis kelamin adalah sekitar 1:1.
C.       KEADAAN SOSIAL EKONOMI/BUDAYA DESA BALANGLOE
Penduduk Desa Balangloe Tarowang merupakan penduduk asli.Keadaan social ekonomi/budaya di Desa Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto cukup beragam, mulai dari agama, pendidikan, dan mata pencaharian penduduk.
1.      Agama
Ditinjau dari segi agama yang dianut, maka keseluruhan atau 100% penduduk di Desa Balangloe adalah beragama islam. Desa ini memiliki 4 buah masjid dan satu mushallah yaitu Masjid Babussalam dan Masjid Nurul Jihad di Dusun Kassi-Kassi, Masjid Nurul Khaerat di Dusun Kampung Beru, Masjid Ar-Rahman di Dusun Balangloe, serta Mushallah Mukminin yang terletak di Dusun Bontowa.
2.      Pendidikan
Sebagian besar penduduk Desa Balangloe Tarowang adalah sampai pada tingkat SD. Informasi tersebut diperoleh dari Kepala Desa Balangloe Tarowang. Hal ini menandakan bahwa dari tingkat pendidikan masyarakat bias saja mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

3.      Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk di Desa Balangloe Tarowang sebagian besar adalah sebagai petani karena sebagian besar wilayah Desa Balangloe Tarowang merupakan daerah pertanian (persawahan dan perkebunan).Selain  bertani jagung, masyarakak Desa Balangloe Tarowang juga bermata pencaharian sebagai petani rumput laut dan nelayan, sebab Desa Balangloe Tarowang merupakan daerah dataran rendah dan sebagian bermukim di daerah pesisir pantai.
4.      Tempat Tinggal
Tempat tinggal masyarakat Desa Balangloe Tarowang sebagian besar adalah milik sendiri.Jumlah rumah yang ada di Desa Balangloe Tarowang sebanyak 646 rumah.Sebagian besar rumah penduduk di Desa Balangloe Tarowang merupakan rumah yang sangat sederhana (rumah panggung).
D.       STATUS KESEHATAN
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.Desa Balangloe Tarowang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tino yang terletak di Desa Tino yang terdapat di Dusun Paccinongan.
Masyarakat Balangloe Tarowang sudah menggunakan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Tino atau Posyandu, Poskesdes dan Bidan yang ada di desa.Balangloe Tarowang, meskipun masih ada kepercayaan terhadap tenaga dukun dalam hal upaya penyembuhan penyakit. Adapun data tentang status kesehatan berikut ini:
1.      Morbiditas
Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas Tino diperoleh data angka kesakitan (morbidity) di Puskesmas Tino. Adapun data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Angka Morbiditas 10 Penyakit Terbesar Di Puskesmas Tino
Menurut Jenis Pelayanan Pasien Umum Kesehatan Daerah
Kec. Tarowang Kab.Jeneponto
Tahun 2012
Jenis Penyakit
Jumlah
n
%
ISPA
187
36,10
Diare
54
10,42
Hipertensi
46
8,88
Penyakit Pada Sistem Otot
45
8,68
Batuk
38
7,33
Rematik
40
7,72
Penyakit Kulit Alergi
29
5,59
Asma
27
5,21
Kecelakaan
28
5,40
Demam Typoid
24
4,63
Jumlah
518
100
            Sumber: Puskesmas Tino, 2012
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa dari 10 penyakit terbesar yang diderita terbanyak pasien umum menderita penyakit ISPA sebanyak 187 kasus (36,10%) dari 518 jumlah pasien sedangkan yang terendah diderita adalah penyakit demam typoid sebesar 24 kasus atau sekitar 4,63%.
Tabel 3
Angka Morbiditas 10 Penyakit Terbesar Di Puskesmas Tino
Menurut Jenis Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Kec.Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012
No
Jenis Penyakit
Jumlah
n
%
1
ISPA
182
26,65
2
Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat
108
15,81
3
Rematik
141
20,64
4
Diare
85
12,44
5
Kecelakaan Ruda Paksa
44
6,44
6
Hipertensi
40
5,86
7
Penyakit Kulit Infeksi
34
4,98
8
Penyakit Infeksi Lain Pada Usus
21
3,07
9
Penyakit Kulit Alergi
14
2,05
10
Asma
14
2,05
Jumlah
683
100
Sumber: Puskesmas Tino, 2012
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa dari 10 penyakit terbesar yang diderita terbanyak pasien jaminan kesehatan daerah menderita penyakit ISPA sebanyak 182 kasus (26,65%) dari 683 jumlah pasien sedangkan yang terendah diderita adalah penyakit kulit alergi dan asma  sebesar 14 kasus atau sekitar 2,05%.
Tabel 4
Angka Morbiditas 10 Penyakit Terbesar Di Puskesmas Tino
Menurut Jenis Pelayanan Asuransi Kesehatan
Kec.Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012

No.
Jenis Penyakit
Jumlah
n
%
1
ISPA
116
13,17
2
Diare
101
11,46
3
Penyakit Sistem Otot
96
10,89
4
Rematik
93
10,55
5
Kecelakaan
89
10,10
6
Hipertensi
84
9,53
7
Penyakit Kulit Infeksi
81
9,19
8
Penyakit Kulit Alergi
78
8,85
9
Asma
75
8,51
10
Infeksi Pada Kulit Lain
68
7,71
Jumlah
881
100
Sumber: Puskesmas Tino, 2012
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa dari 10 penyakit terbesar yang diderita pasien Asuransi Kesehatan. Jenis penyakit tertinggi yang diderita yaitu penyakit ISPA sebanyak 116 kasus (13,17%) dari 881 jumlah pasien, sedangkan penyakit terendah yang diderita adalah penyakit infeksi pada kulit lain sebanyak 68 kasus (7,71%).
2.      Mortalitas
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jumlah Kelahiran
Balangloe Tarowang Kec. Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012
Jenis Kelamin
Jumlah
n
%
Laki-Laki
6
40
Perempuan
9
60
Total
15
100
Sumber: Poskesdes Baltar, 2012
Berdasarkan tabel 5 diatas, dijelaskan bahwa dari 15 jumlah kelahiran di Desa Balangloe Tarowang sepanjang tahun 2012, sebanyak 6 kelahiran bayi laki-laki (40%) dan sebanyak 9 kelahiran bayi perempuan atau sekitar 60%.
3.      Fasilitas Kesehatan di Desa Balangloe Tarowang
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Fasilitas Kesehatan
Desa Balangloe Tarowang Kec. Tarowang Kab. Jeneponto
Tahun 2012

Fasilitas Kesehatan
Frekuensi
N
%
Rumah Sakit
-
0,0
Puskesmas
1
14,3
Poskesdes
1
14,3
Posyandu
4
57,1
Toko Obat
1
14,3
Jumlah
6
100
           Sumber: Desa Balangloe Tarowang, 2012
                   
Tabel 6 tersebut menjelaskan jumlah sarana kesehatan yang ada di Desa Balangloe Tarowang. Jumlah posyandu sebanyak 4 buah atau sekitar 57,1%, sedangkan jumlah puskesmas, poskesdes, dan toko obat sebanyak 1 buah atau sekitar 14,3%.
Status kesehatan masyarakat Desa Balangloe Tarowang dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
1.      Faktor Lingkungan
Desa Balangloe Tarowang memiliki daerah perbukitan dan daratan.Sesuai dengan keadaan lingkungan kebanyakan dusun di Desa Balangloe Tarowang adalah daerah daratan.Pekarangan banyak dimanfaatkan untuk menanam bunga, sayur, buah dan memelihara hewan ternak kuda, kambing, dan beberapa jenis unggas. Lingkungan fisik desa Balangloe Tarowang terbagi atas 4 (empat) dusun, yaitu Dususn Balangloe, Dususn Kampung Beru, Dusun Bontowa, dan Dusun Kassi-Kassi. Kepemilikan tempat sampah yang memenuhi syarat di Desa Balangloe Tarowang masih relative rendah, sebagian besar masyarakat cenderung membuang sampah ke sembarang tempat/di belakang rumah atau di pekaranagn rumah yang kemudian dibakar.Keadaan tersebut dapat memicu tiimbulnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan-kebiasaan penduduk setempat misalnya diare dan muntaber, ISPA, Batuk dan Thypoid.
2.      Faktro Perilaku
Secara umum masyarakat Desa Balangloe Tarowang sudah mengetahui tentang perilaku sehat dan manfaatnya dalam kehidupan, namun hanya sebagian yang telah menerapkannya.Beberapa perilaku tidak sehat dalam masyarakat seperti saat melakukan persalinan, walaupun sebagian besar telah menggunakan bantuan tenaga kesehatan, namun masih ada yang dibantu oleh dukun beranak.Selain itu, masyarakat masih sedikit yang mempunyai tempat sampah, dan SPAL yang memenuhi syarat.Sebagian besar dari masyarakat tidak membuang sampah pada tempat yang memenuhi syarat kesehatan tetapi hanya membuang sampah di pekarang atau belakang rumah.Jika sampahnya sudah menumpuk kebanyakan sampah tersebut dibakar.Penyediaan air bersih sudah memenuhi persyaratan kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.Namun pembuanagn air limbah juga masih menjadi masalah di Desa Balangloe Tarowang, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang dimiliki masyarakat Desa Balangloe Tarowang tidak memenuhi syarat kesehatan.Karena kebanyakan pembuanagn air limbah tanpa penampungan atau langsung dibuang keluar rumah (di tanah).
3.      Faktor Pelayanan Kesehatan
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Tino.Akan tetapi letak Puskesmas Tino yang relative jauh dari Desa Balangloe Tarowang mengakibatkan masyarakatnya kadangkala enggan memeriksakan diri ke Puskesmas Tino.Wilayah Desa Balangloe Tarowang terdapat 1 (satu) poskesdes dan 4 (empat) posyandu. Pendudk sekitar rutin membawa balita dan bayinya ke posyandu, akan tetapi terdapat sebagian kecil penduduk yang enggan membawa bayi dan balita mereka ke posyandu dikarenakan pengetahuan akan pentingnya imunisasi masih kurang dan juga kerna letak posyandu yang jauh dari tempat tinggalnya.
4.      Faktor Genetik
Menurut informasi yang diperoleh faktro genetic yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setempat yaitu pada kasus penyakit hipertensi dan asma yang merupakan penyakit dengan tingkat kesakitan yang tinggi (jumlah penderita relatif tinggi).Selain penyakit hipertensi dan asma penyakit degenerative yang diderita oleh masyarakat setempat adalah Diabetes Mellitus (DM) tetapi dengan tingkat kesakitan (jumlah penderita) yang relatif rendah.