Sabtu, 03 Maret 2012

Resume HIV


I.       PENGERTIAN HIV

Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV dalam bahasa Indonesia = Virus imunodifisiensi manusia) merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan, HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia, virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.   Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun  1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia  terinfeksi.

II.      VIRUS HIV
HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks.
Bagian internal dari HIV terdiri dari dua komponen utama, yaitu genom dan kapsid. Genom adalah materi genetik pada bagian inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA. Sedangkan, kapsid adalah protein yang membungkus dan melindungi genom.



HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS.

III.    PENYEBAB HIV

Berbagai penyebab HIV dapat ditularkan mealalui darah yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina yang memasuki tubuh. Seseorang tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa seperti memeluk, mencium atau berjabat tangan dengan seseorang yang menderita HIV. HIV tidak dapat ditularkan melalui air, udara atau melalui gigitan serangga. Secara umum penyebab HIV tertular melalui :
1.            Seks Bebas. Anda dapat menjadi terinfeksi jika melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi yang darah, air mani atau cairan vagina memasuki tubuh Anda.
2.            Transfusi darah. Dalam beberapa kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah.
3.            Berbagi jarum. Virus HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Anda pada risiko tinggi HIV dan penyakit menular lainnya seperti hepatitis.
4.            Dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui.


IV.   TANDA DAN GEJALA

Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.

Orang yang tertular HIV, akan tampak sehat seperti orang lain yang tidak tertular. Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun. Penderita   HIV   tidak   dapat   dikenali   hanya   dengan   melihatnya   secara langsung. Untuk mengetahui apakah seseorang tertular HIV atau tidak, hanya tes darah untuk HIV yang mampu membuktikannya. Tetapi,  walaupun    tampak   sehat,  mereka    yang  tertular  HIV  dapat menularkannya kepada orang lain. Virus penyebab AIDS ini, hidup dalam : darah, cairan vagina, cairan mani, air susu ibu yang tertular HIV, dan cairan infeksi penderitanya.



V.     PROSES PENULARAN HIV

HIV dapat menular melalui perpindahan cairan tubuh dari orang yang tertular HIV, yaitu:
1.            dari ibu hamil ke janin melalui ari-ari,  melalui darah dan cairan saat melahirkan bayinya,
2.            melalui cairan ASI ketika menyusui bayi,
3.            melalui hubungan seks dengan orang yang tertular HIV:
-      Genital (kelamin dengan kelamin),
-      Oral (mulut dengan kelamin),
-      Anal (dubur dengan kelamin).
-      HIV atau bibit penyakit lain akan mudah memasuki tubuh jika ada uka atau lecet pada alat kelamin. Karena itu, sangat besar risikonya melakukan hubungan seks tanpa kondom. Risiko   itu   akan semakin   besar   lagi   jika   sering   berganti-ganti pasangan.

4.            Jarum yang tercemar, Luka akibat tertusuk potongan jarum injeksi, Dari ibu ke anak  Pada saat bersalin Air susu ibu, Donor organ


VI.   SEJARAH H HIV
Tahun 1982: Para ilmuwan menemukan sindrom yang dikenal sebagai Gay Related Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay. Tahun 1983: Dokter di Institut Pasteur Prancis memisahkan virus baru penyebab AIDS. Virus itu terkait dengan limfadenopati (Lymphadenopathy-Associated Virus-LAV).
Pada tahun 1983, Jean Claude Chermann dan Françoise Barré-Sinoussi dari Perancis berhasil mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati. Pada awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-associated virus)  Bersama dengan Luc Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus tersebut merupakan penyebab AIDS. Pada awal tahun 1984, Robert Gallo dari Amerika Serikat juga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang disebut HTLV-III. Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV dan HTLV-III merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986, istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV, atau lebih spesifik lagi disebut HIV-1
Tanggal, 15 April 1987: Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS. Tahun 1987-Desember 2001: Dari 671 pengidap AIDS, 280 orang diantaranya meninggal dunia.
Penemuan kasus baru HIV semakin banyak di Indonesia, cenderungmengalami peningkatan. walau di tahun-tahun sebelum nya kasus baru banyak ditemukan di kalangan penguna narkoba suntik. Pada tahun terakhir terjadi pergeseran ke transmisi seksual. berikut data terbaru HIV dan AIDS yang dikeluarkan pemerintah Indonesia. silahkan buka link berikut.  Statistik kasus AIDS di Indonesia sd Maret 2011 Berikut adalah laporan situasi perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia sampai dengan 31 Maret 2011, yang diterima dari Ditjen PP & PL, berdasarkan surat Direktur Jenderal P2PL, Prof. dr. Tjandra Y Aditama, SpP(K), DTM&H tertanggal 26 April 2011:

I.     Situasi Perkembangan HIV&AIDS pada tahun 2011
1.      Triwulan 1 (Januari – Maret 2011)
a.      Dari Januari sampai dengan Maret 2011 jumlah kasus AIDS baru yang dilaporkan adalah 351 kasus dari 27 kabupaten/Kota di 12 provinsi.
b.      Ratio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 3:2
c.       Cara penularan kasus AIDS baru yang dilaporkan melalui Heteroseksual (66,95%), (IDU 23,08%), Perinatal (5,70%) dan LSL (3,42%).
d.      Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 30-39 tahun (33,62%), disusul kelompok umur 20-29 tahun (33,05%) dan kelompok umur 40-49 tahun (17,09%).
e.      Jumlah total kasus baru HIV positif pada layanan VCT di triwulan 1 tahun 2011 adalah 4.552,
II.    Situasi Perkembangan HIV&AIDS kumulatif
1.      Laporan Kasus AIDS sampai dengan Maret 2011
a.      Pada tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebesar 2.639 kasus, pada tahun 2006 sebesar 2.873 kasus, pada tahun 2007 sebesar 2.947 kasus, tahun 2008 sebesar 4.969 kasus, pada tahun 2009 sebesar 3.863 kasus dan pada tahun 2010 sebesar 4.158 kasus.
b.      Sampai dengan Maret 2011 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 24.482 kasus. Sebanyak 300 kabupaten/kota yang melapor dan sebanyak 32 provinsi yang melapor.
c.       Ratio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1
d.      Cara penularan kasus AIDS kumulatif yang dilaporkan melalui Heteroseksual (53,1%), IDU (37,9%), dan Lelaki Seks Lelaki (3,0%), perinatal (2,6%), transfusi darah (0,2%) dan tidak diketahui (3,2%).
e.      Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (31,3%) dan kelompok umur 40-49 tahun (9,5%).
f.       Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan DIY.
g.      Rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan Maret 2011 adalah 10,62 per 100,000 penduduk (berdasarkan data BPS 2009, jumlah penduduk Indonesia 230.632.700 jiwa). http://hermanvarella.wordpress.com/2011/05/04/data-hiv-dan-aids-terbaru-di-indonesia/

Penularan HIV/AIDS di Makassar mengalami peningkatan tiap tahun. Jumlahnya sudah mencapai 2.711 kasus.  Penularan HIV/AIDS terbesar melalui narkoba suntik sekitar 67 persen dan penyebaran ini sangat rentan di kalangan pengguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza). Resiko terbesarnya terutama jika jarum suntik digunakan bergantian oleh pengguna.  Jumlah ini mengalami meningkat lebih 300 kasus sejak Juni 2010 lalu.  Wakil Walikota Makassar (Drs.Supomo Guntur., M.Si) mengimbau warga supaya tidak perlu malu untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat supaya penyakitnya bisa terdeteksi dan mendapat perawatan.  Kesadaran memeriksakan kesehatan juga merupakan rangkaian untuk menghindari penularan.  Untuk mengatasi penularan ini, kita sangat berharap kesadaran penderita untuk memeriksakan diri ke klinik VCT (Voluntary Clinic Test) yang telah disiapkan di beberapa rumah sakit. Adapun rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang menyediakan layanan VCT, seperti RSU Regional Wahidin, RSU Labuang Baji, RS Polri Bhayangkara, RS Dadi, Puskemas Ujungpandang Baru dan Puskesmas Kassi-kassi.
http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=blogcatego y&id=29&Itemid=41









VII.  EPIDEMOLOGI

 Para ahli epidemiologi Indonesia dalam kajiannya  tentang kecenderungan   epidemi HIV dan AIDS memproyeksikan bila tidak ada peningkatan upaya penanggulangan yang bermakna, maka pada  tahun 2010 jumlah kasus AIDS   menjadi    400.000    orang   dengan kematian   100.000   orang  dan   pada tahun   2015   menjadi 1.000.000 orang dengan kematian 350.000 orang. Penularan dari sub-populasi berperilaku berisiko kepada isteri  atau  pasangannya  akan   terus  berlanjut Diperkirakan pada akhir tahun 2015 akan terjadi penularan HIV   secara   kumulatif   pada   lebih dari   38,500   anak   yang   dilahirkan dari ibu yang sudah terinfeksi HIV. Kecenderungan ini   disebabkan   meningkatnya   jumlah   sub-populasi berperilaku   berisiko   terutama   penasun   dan   karena   masih   adanya stigma   dan   diskriminasi   terhadap   ODHA.   Resistensi   terhadap   obat anti retroviral (ARV) lini pertama mungkin akan berperan, bilamana surveilans ARV belum berjalan baik dan penyediaan ARV lini kedua  belum mencukupi.


VIII. PENCEGAHAN
Obat–obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk HIV/AIDS tetapi cukup memper- panjang hidup dari mereka yang mengidap HIV. Pada tempat yang kurang baik pengaturannya permu- laan dari pengobatan ARV biasanya secara medis direkomendasikan ketika jumlah sel CD4 dari orang yang mengidap HIV/AIDS adalah 200 atau lebih rendah. Untuk lebih efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih ARV dikonsumsi, secara umum ini adalah mengenai terapi Antiretroviral yang san-gat aktif (HAART). Kombinasi dari ARV berikut ini dapat mengunakan:
Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI'), mentargetkan pencegahan protein reverse transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral RNA menjadi viral DNA (con- tohnya AZT, ddl, ddC & 3TC). Non–nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI's) memperlambat reproduksi dari HIV dengan bercampur dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral yang penting. Enzim tersebut san- gat esensial untuk HIV dalam memasukan materi turunan kedalam sel–sel. Obat–obatan NNRTI ter- masuk: Nevirapine, delavirdine (Rescripta), efavirenza (Sustiva). Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga suatu virus baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan


FHI — Family Health International

Tidak ada komentar:

Posting Komentar