Kamis, 12 November 2015

ANALISIS MOTIVASI KERJA DOKTER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2012



ANALISIS MOTIVASI KERJA DOKTER PEGAWAI NEGERI SIPIL
 DI  KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2012

ANALYSIS OF WORK MOTIVATION OF THE DOCTOR OF CIVIL SERVANTS IN THE SULA ISLANDS DISTRICT IN 2012

Dahyar Masuku1, Nurhayani2, Darmawansyah2
1Rumah Sakit Umum Daerah Sanana Kabupaten Kepulauan Sula,
 2Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan FKM Unhas Makassar
Jln.Sunu Lr 8 No 6, Makassar
(Email: akkfkm70@yahoo.com. 085242348398)

ABSTRAK
   Motivasi adalah alasan, dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu. Motivasi dokter dapat di pengaruhi oleh faktor Kondisi Kerja, Hubungan Interpersonal, Bayaran dan Kebijakan Organisasi. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisa motivasi kerja dokter Pegawai Negeri Sipil. Metode Penelitian Kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 10 orang, yang terdiri dari 6 orang informan  yang di gali motivasi kerjanya. 2 orang bendahara dan 2 orang pimpinan instansi yaitu Direktur Rumah Sakit dan Kepala Dinas Kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, informan menganggap bahwa lingkungan kerjanya sudah aman dan  nyaman. Penghasilan yang diterima telah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pegawai juga tidak berpartisipasi langsung dalam penyusuanan program kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan kerja Dokter Pegawai Negeri Sipil sudah aman dan nyaman begitu juga dengan penerimaan dan kerjasama dengan rekan kerjanya. Penghasilan yang diterima oleh dokter Pegawai Negeri Sipil telah mencukupi kebutuhan hidup. Saran kepada Pemerintah Daerah kiranya dapat menyediakan fasilitas sarana pelayanan kesehatan yang memadai. Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit agar hendaknya melakukan pembayaran Gaji/Insentif dokter tepat waktu.
Kata Kunci  :    Motivasi Kerja, Kondisi Kerja, Hubungan Interpersonal, Bayaran dan Kebijakan Organisasi


ABSTRACT
   Motivation is the reason, that there is a boost in man that causes people to do something. Motivation can be influenced by factors physicians Working Conditions, Interpersonal Relations, Wage and Policy Organizations. The objectives of this study is to analyze the motivation of doctors Civil Servants. Qualitative Research Methods by using purposive sampling. Number of informants in this study were 10 people, consisting of 6 people informant who dug his motivation. 2 of 2 people treasurer and head of the institution that is the Hospital Director and Chief Medical Officer. These results indicate that, informants suppose that the work environment is safe and comfortable with the limitations fasilatas health care facilities available, Income received by the Civil Service doctors have sufficient day-to-day living needs and based on the workload. Employees did not participate directly in the preparation of the work program. The conclusion from this study is that the work environment Doctor of Civil Servants is safe and comfortable as well as the acceptance and cooperation with co-workers. Income received by the Civil Service doctors have sufficient life. Advice to the Government would be able to provide facilities adequate health care facilities such as medical instruments. Chief Medical Officer and Director of the Hospital so that should make the payment Salary doctor on time.
Keywords      :    Motivation Work, Working Conditions, Interpersonal Relationships, Payments and Policy Organizations

PENDAHULUAN
   Kekurangan tenaga dokter saat ini sangat dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Dilihat dari ketika mereka sakit dan ingin berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas tetapi tidak ada tenaga dokter di puskesmas tersebut, lebih memperihatinkan lagi bila pasien dalam keadaan gawat (emergency) atau Kejadian Luar Biasa (KLB) di salah satu desa/kecamatan yang letaknya jauh dari Ibu Kota Kabupaten, mereka harus merujuk ke Ibu Kota Kabupaten, sedangkan perjalanan dari desa/kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten harus ditempuh melalui lautan dan membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Kondisi ini menjadi lebih sulit jika cuaca tidak bersahabat.
Secara geografis Kabupaten Kepulauan Sula adalah daerah kepulauan yang terdiri dari tiga pulau yaitu Pulau Sula, Pulau Mangoli dan Pulau Taliabu, dengan jumlah penduduk sebanyak 135.719 jiwa, untuk menjangkau satu daerah ke daerah lain hanya dapat dijangkau dengan transportasi laut. Untuk memotivasi dokter, pemerintah menyediakan insentif perbulan sebesar  Rp. 5.882,500,- kepada dokter umum sedangkan dokter spesialis diberikan Insentif perbulan sebesar Rp. 17.700.000,- berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepulauan Sula Nomor. SK.114 .KPTS.08/KS/2010. Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah hingga saat ini belum membuahkan hasil yang optimal, oleh karena banyak Puskesmas yang tidak ada tenaga dokter. (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2011)
Dari data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2012, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Sula adalah sbb : 1 Unit Rumah Sakit milik pemerintah daerah sebagai Rumah Sakit rujukan satu-satunya, 14 unit puskesmas, 30 Pustu, dan 17 Polindes. Dengan jumlah dokter spesialis 1 orang, dokter umum 17 orang dan dokter gigi sebanyak 3 orang, angka ini belum mencapai standar nasional yaitu 40 per 100.000 penduduk, untuk dokter ahli, dokter umum maupun dokter gigi.
Data primer Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2012, diperoleh informasi bahwa, pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, tercatat 2 orang dokter umum PNS telah diberhentikan oleh pemerintah daerah oleh karena tidak melaksanakan tugas sebagai PNS selama lebih dari satu tahun. Dan di tahun 2012 terdapat 6 orang dokter umum PNS sedang melanjutkan pendidikan dokter spesialis, satu orang diantaranya enggan untuk kembali bertugas di Kabupaten Kepulauan Sula, sehingga jumlah tenaga dokter umum PNS saat ini adalah sebanyak 8 orang yang tersebar di wilayah Kabupaten Kepulauan Sula. 

BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang motivasi kerja dokter PNS dari segi (kondisi kerja, hubungan interpersonal, bayaran/upah dan kebijakan organisasi) di Kabupaten Kepulauan Sula. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara dengan alasan kurangnya tenaga dokter PNS yang bertugas di daerah tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah dokter PNS yang bertugas di Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula. Selain informan, dalam penelitian ini diambil subjek lain sebagai informan kunci. Informan kunci yaitu Kepala Dinas Kesehatan. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi terhadap obyek yang diteliti. sedangkan data sekunder diperoleh melalui sumber dokumen atau laporan - laporan tertulis lainnya
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data secara manual dengan teknik analisis data kualitatif yaitu mengelompokkan hasil wawancara dan pengamatan lapangan dan dilakukan content analysis selanjutnya data disajikan dalam bentuk narasi.Untuk menjamin kredibilitas data, maka dilakukan triangulasi.

HASIL
Kondisi Kerja
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman telah dirasakan oleh dokter PNS. Berikut hasil wawancaranya:
Lingkungan kerja ya selama ini baik-baik saja. Alhamdulillah, misalnya kerjasama yang baik dengan perawat. Sesama dokter juga
(RA, 31 thn, 18/02/2013)

Hal yang sama juga disampaikan oleh informan berikut, bahwa lingkungan kerja yang nyaman disertai dengan ketersediaan sumberdaya dan sarana yang seadanya. Berikut hasil wawancaranya:
“Kalau lingkungan kerja, sejauh ini menurut saya eee bisa dibilang cukup nyaman sih kalau lingkungan kerja, karna memangkan di daerah seperti ini dengan sumber daya yang seadanya dan sarana yang seadanya juga suda lumayan”.
(AH, 27 thn, 08/02/2013)

Terdapat pula informasi dari informan bahwa sarana yang ada saat ini, sudah memadai. Berikut hasil wawancaranya:
“Kalau di daerah seprti ini sudah lumayan lengkap, sebenarnya sih kalau bisa masih ada yang harus ditambah, dari pemeriksaan laboraturium, cuma kan dari segi penggunaannya juga kan disini belum ada spesialistik jadi kan terkadang ee sesuatu yang lengkap tanpa ditunjang oleh tenaga juga mubajir”.
(AH, 27 thn , 08/02/2013

Hubungan Interpersonal

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dokter PNS, bahwa hubungan interpersonal dokter PNS dilingkungan kerjanya baik, barikut hasil wawancaranya :
 Sebenarnya bagus juga, dengan bawahan, dengan atasan, dengan teman sejawat bagus
(MM, 31 thn, 08/02/2013)

Menurut informan, telah terjalin kerja sama yang baik antara dokter dengan perawat dalam memeriksa pasien, sebagaimana hasil wawancara sebagai barikut :
“ …Kalau saya sih baik-baik saja, kalau ada pasien masuk ya biasanya dokter juga ndak terlalu stan bay di UDG to, eeee biasanya perawat yang lansung tangani dulu ee kemudian dokter nya dihubungi baru kita turun nanti perawatnya lansung bilang ini bagaimana dok, kita tinggal periksa dulu baru ini to. …kalau menurut kita sudah bagus, apalagi kalau di UGD to,, mereka sudah lincah-lincah, di polik lumayan sudah bagus sekarang, sudah ada perubahan”.
(SM, 31 thn, 08/02/2013)

Menurut informan permasalahan terkait dengan penerimaan oleh masyarakat masih ditemukan adanya perbedaan budaya. Berikut hasil wawancaranya :
“Ee perbedaan budaya pastilah, ada perbedaan budaya, sebenarnya orang-orang disini baik cuman terkadang susah untuk diberitahu karna mungkin apa faktor kekeluargaan, tingkat kekeluargaan yang tinggi, misalnya mereka datang mengntar pasien, kita maunya kan dokter memeriksa dulu pasien baru mereka masuk, ini tidak mereka maunya tau apa yang kita periksa apa sakitnya pasien ini begitu, aturannya dalam dunia kedokteran itu maksudnya bukan dalam dunia kedokteran periksa pasien cuma satu orang atau dua orang yang mengamankan ini tidak, mereka susah untuk di beritahu tapi pada dasarnya mereka baik-baik semuanya”.
(RA, 31 thn,18/02/2013)
Bayaran/Upah Kerja
Menurut informan pembayaran gaji kepada dokter PNS setiap bulannya sudah berjalan lancar yang meraka dapat terima melalui rekening. Berikut hasil wawancaranya :
 “Lancar.... setiap bulan, awal bulan, lansung masuk rekening to, tanggal-tanggal lima sekitar itu”.
(SM, 31 thn,08/02/2013)

Adapun menurut informan Bendahara RSU proses penerimaan gaji kepada dokter PNS itu sudah berjalan lancar. Berikut hasil wawancaranya :
“Proses kelancaran gajinya itu pertama ee kita mengajukan pada keuangan, bikin permintaan pada keuangan setelah itu gaji diproses, gajinya biasa itu dibawah tanggal lima, tanggal dua sampai tanggal lima lah itu kelancarannya, kalau pun ada keterlambatan itu dibawah tanggal sepuluh”.
(KA, 25 Thn,  14/02/2013)

Terkait dengan kesesuaian gaji dan tunjangan yang mereka terima setiap bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya, berikut hasil wawancaranya :
Ooo sangat mencukupi kalau kita, berlebih malah,
 (SM, 31 thn,08/02/2013)

Dari hasil tela’ah dokumentasi menunjukan bahwa jumlah penghasilan dokter Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Gaji PNS, Insentif, dan Jasa Medis per bulan adalah sekitar Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah).
Jumlah insentif yang diterima bersih oleh dokter PNS setiap bulannya sebanyak 5,4 juta dan kemungkinan jumlah intensif ini akan naik, berikut hasil wawancaranya :
“Kalau sekarang ini lima tujuh setenga, potong pajak, bersihnya lima koma empat, insentif daerah itu, surat keputusannya kalau kita tidak tau sampai disitu, tapi katanya mau naik per januari ini, katanya sih dari bendahara belum ada dasar hukumnya sih, SK Bupati”.
(MM, 34 thn,04/02/2013)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan bendahara RSU jumlah insentif yang diterima sebanyak Rp 5.750.000 yang akan dikenakan potongan pajak sesuai dengan golongan masing – masing dokter, beikut hasil wawancaranya :
“Setiap bulannya kita bayar senilai lima juta tujuh ratus lima puluh, itu belum termasuk pajak kalau pajak potongan untuk golongan tiga itu sekitar lima persen, golongan empat lima belas persen berdasarkan pph pasal 21 Dasar pembayannya kita mengacu pada keputusan bupati, itu dasar pembayarannya Nomor. 01.1/KPTS.01/KS/2012 tentang tunjangan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi”.
(KA, 25 Thn, 14/02/2013)

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur RSU bahwa rencananya ada kenaikan Insentif tenaga dokter, dilihat dari kemampuan keuangan daerah dan kemampuan Rumah Sakit, berikut hasil wawancaranya :
ya memang kita liat rencana kenaikan itu ada tetapi kita sesuaikan dengan anggaran, terus dengan pemasukan untuk rumah sakit apa semua, jadi perhitungkan disitu, jadi seperti insentif yang ada di dokter, dokter itu kan ada gaji pokoknya ada insentif itu berdasarkan kemampuan daerah. Insya allah mudah-mudahan kita bisa sesuaikan dengan...iya dilihat juga kemampuan itu tadi kemampuan daerah, kemampuan rumah sakit, karna kita rumah sakit kan ada PAD juga, ee apa kebutuhan rumah sakit dari situlah kita perhitungkan”.
 (SA, 49 Thn, 14/02/2013)

Menurut bendahara Dinas Kesehatan pembayaran insentif dokter berdasarkan pada SK bupati yang pembayaran insentif-nya disesuaikan dengan pembagian wilayahnya, yaitu wilayah kategori biasa, wilayah kategori terpencil dan wilayah kategori sangat terpencil, berikut hasil wawancaranya :
“pembayaran bagi insentif dokter ini kami mengambil dasar dari SK Bupati yaitu dengan nomor 114/KPTS.08/KS/2010, yaitu ee sesuai dengan jumlah dari pembagian wilayah, ee yaitu pembagian wilayah untuk insentif dokter ini dibagi dalam tiga katagori, yaitu katagori, biasa, katagori sangat terpencil dan katagori terpencil jadi pembayaran gaji ini sesuai dengan tingkat kesulitan dari daerah jangkauan tempat tugas dokter tersebut”.
(MK, 24 Thn, 13/02/2013)

Hal yang sama juga dipertegas oleh Kepala Dianas, berikut hasil wawancaranya :
“ ee yang kita kehendaki memang sebenarnya, seharusnya setiap bulan, namum kalu setiap bulan ada pertimbangan bahwa kalau dokter yang tugas di, jauh dari sini, itu kan setiap saat dia harus kembali maka memang protap dari perbendaharaan daerah itu kan per triwulan, jadi sebenarnya yang ditentukan itukan bukan dari dinas, tapi kita mengikuti aturan mainnya disana sehingga memang ee pemberian tunjangan ini per tiga bulan”.
 (M.MT, 48 Thn, 11/02/2013)

Pengaruh Kebijakan Organisasi
Keterlibatan dokter dalam penyusunan program kerja tidak pernah ada dalam penyusunan program kerja sebagaiamana penuturan informan berikut :
“Ooo selama ini tar pernah bagitu, seng pernah ada permintaan atau ada permintaan dari dinas untuk puskesmas masukan, usulan apa gitu jarang, tidak ada sama sekali terakhir tahun lalu ka yang diminta masukan permintaan meubulair saja, tapi kalu bilang usulan program tar pernah ada”.
(IS, 30 Thn, 02/02/2013)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan, menurutnya dokter tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan program kerja. Berikut hasil wawancaranya :
“Jarang sih, libatkan orang-orang manajemen saja. …program juga nda, komite etik, tidak pernah, harusnya sih komite-komite itu lebih banyak di berdayakan to, ada komite medik, komite etik, pengawas interen itukan semua ada, dan mereka punya tugas jelas sebenarnya, walaupun dia diluar sturuktur to, kalau kita diajak kitakan pasti, kita nda mungkin juga cawe-cawe (kerasa brusu begitu”.
(MM, 34 thn, 04/02/2013)

Namun, hal yang berbeda diungkapkan oleh pihak direktur rumah sakit, berikut hasil wawancaranya :
“Ya kalau untuk penyusunan program semua dilibatkan, jadi program sebelum masuk tahun anggaran baru itu kita ambil dari ruangan-ruangan, apa yang dibutuhkan, terus masukan-masukan mereka disampaikan ke kepala ruangan, kepala ruangan mengajukan ke atas kita rapat bersama baru dibicarakan berdasarkan diskusi itu kita ajukan ke renja”.
(SA, 49 Thn, 14/02/2013)

Menurut Kepala Dinas Kesehatan setiap tahun dilakukan rapat kerja kesehatan daerah, pada rapat ini pihak puskesmas diminta untuk menyampaikan masukan – masukan berkaitan dengan penyediaan tenaga, penyediaan sarana dan prsarana dan kelengkapan manajemen, berikut hasil wawancaranya :
“Setiap tahunkan ada rapat kerja kesehatan daerah nah kesempat itu yang dipergunakan oleh puskesmas untuk memasukan rencana kebutuhan dari puskesmas, yang jelas bahwa kalau program inti, program utama dalam pelayanan itu suda sudah baku, nah yang dari puskesmas ini adalah usulan-usulan yang berkaitan dengan pengembangan apakah itu penyediaan tenaga, penyediaan sarana dan prasarana, kemudian kelengkapan-kelengkapan manajemen nah itu yang diusulkan”.
(M.MT, 48 Thn, 11/02/2013)
Menurut direktur rumah sakit pelaksanaan kebijakan pimpinan disesuaikan dengan tupoksi, kemampuan/ keahlian dan kesesuaian bidangnya, berikut hasil wawancara :
“Ya kita berdasar dengan tupoksinya dan kemampuan orang tersebut, kalau memang kemampuannya cocok, sesuai dengan bidangnya, kita distribusikan sesuai dengan keahlian nya, kalau dia keperawatan, perawat yang dimana, kalau dia bidan bidan yang mana, umur nya tentu kita lihat juga, kita juga melihat beban kerjanya, kalau masih muda-muda ya ditambah beban kerjanya kalau suda tua suda berkeluarga banyak kita mungkin lebih fleksibel sedikit”.
(SA, 49 Thn, 14/02/2013)


PEMBAHASAN
Kondisi Kerja
Kondisi kerja dokter PNS, dapat ditinjau dari lingkungan tempat kerja, kelengkapan sarana dan prasarana, keamanan dan kenyaman kerja serta beban kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, informan menganggap bahwa lingkungan kerjanya sudah aman dan nyaman dengan keterbatasan fasilatas sarana pelayanan kesehatan yang tersedia. Namun demikian, beberapa informan menganggap kalau beban kerjanya masih berat karena terbatasnya sumberdaya manusia, seperti tidak tersedianya dokter spesialis  sehingga dokter umum harus memegang peran ganda di rumah sakit. Lingkungan kerja yang tidak ditunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, kondisi ruangan yang nyaman disertai dengan beban kerja yang berat, sangat berdampak pada menurunnya motivasi kerja dokter.
Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2008) menunjukkan bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja dokter, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi kerja yang menyebabkan ketidak nyamanan pada waktu memeriksa pasien untuk itu diharapkan manajemen rumah sakit, sarana dan prasarana yang diperlukan dokter dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat lebih termotivasi dan dapat menghasilkan kinerja sesuai yang diharapkan.
Salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai adalah kelengkapan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Sarana pelayanan yang dimaksud disini adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan (Sota, 2003).
Hasil penelitian Kuan (1994), Bat (1995), Aun (1998) dan Yahya (1998) membuktikan bahwa beban kerja yang berlebih berpengaruh pada motivasi kerja. Selanjutnya, penelitian Widjaja (2006) menemukan bahwa beban pekerjaan yang terlalu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yang tidak menunjang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja dokter.

Hubungan Interpersonal
Motivasi dokter dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya juga dipengaruhi oleh hubungan interpersonal, yaitu penerimaan oleh rekan kerja, kerjasama, dan penerimaan oleh masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum informan menganggap bahwa penerimaan dan kerjasama dengan rekan kerjanya telah berjalan dengan baik termasuk juga dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam melayani pasien. Begitu juga dengan penerimaan masyarakat, walaupun ada perbedaan budaya masyarakat setempat,sehingga dapat mengganggu dokterdalam melaksakan tugas.
Menurut Gibson (2010) menyatakan bahwa dukungan sosial dari rekan sekerja diperlukan bagi setiap karyawan. Rekan sekerja yang dapat  menciptakan situasi bersahabat dan mendukung akan menciptakan kenyamanan bekerja yang dapat meningkatkan motivasi kerja dan berujung pada kepuasan kerja. Hasil penelitian Hapsoro (2011) kesediaan untuk bekerja sama dengan pegawai lain, sanggup menyelesaikan konflik dan memberikan dukungan pada rekan kerja.


Bayaran/Upah
Motivasi kerja dokter juga dapat dipengaruhi oleh bayaran/upah kerja yang diterimanya meliputi kelancaran pembayaran gaji setiap bulan, kesesuaian gaji/insentif dengan kebutuhan/keperluan sehari – hari, penerapan pembayaran gaji/insentif, jumlah insentif yang di bayarkan, kelancaran pembayaran insentif, kesesuaian antara beban kerja dengan insentif yang di bayarkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penghasilan yang diterima oleh dokter PNS di Kabupaten Kepulauan Sula selama sebulan telah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan sesuai dengan beban kerjanya. Terdapat perbedaan insentif yang diterima oleh dokter PNS yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan dan di Rumah Sakit. informan juga menganggap bahwa pembayaran gaji bagi pegawai telah berjalan dengan lancar, meskipun belum tepat waktu pembayaran gaji/intensif karena disesuaikan dengan mekanisme pembayaran gaji/intensif yang berlaku pada Keuangan Daerah. Selain itu dukungan dan perhatian dari unsur manajemen terhadap insentif yang diterima dokter PNS sangat besar dilihat dari perubahan kenaikan  pembayaran insentif dokter PNS dari tahun ke tahun.
Hasil penelitian Lubis (2008) menunjukkan bahwa pegawai merasa penghasilan yang diterima sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga menyadari bahwa besarnya penghasilan yang diterima bergantung pada golongan kepegawaian tiap pegawai. Hanya saja sistem penggajian yang diterapkan masih dianggap kurang baik karena kurang transparan sehingga dapat menimbulkan kecurigaan antar sesama pegawai.
Kebijakan Organisasi
Pengaruh kebijakan organisasi terhadap motivasi dokter dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya meliputi kesempatan untuk memberikan saran dan masukan sebelum pimpinan mengambil keputusan, keterlibatan dalam penyusunan program kerja, kesediaan pimpinan mendengarkan keluhan dan menindak lanjuti keluhan yang disampaikan, penyelesaian masalah dalam lingkungan kerja, pelaksanaan kebijakan pimpinan, perhatian pimpinan dalam hal pengembangan diri dan distribusi tanggung jawab dari pimpinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan tetap diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan yang dialami pegawai kepada pimpinannya meskipun terkadang tidak terealisasi. Pegawai juga tidak berpartisipasi langsung dalam penyusuanan program kerja. Namun, apabila pegawai menemukan masalah dalam melaksanakan tugasnya maka akan diadakan rapat dalam pengambilan keputusan. Pimpinan juga senantiasa memberikan dukungan terhadap pengenbangan diri pegawainya dengan melakukan pelatihan – pelatihan dan pendidikan formal.
Perilaku atasan merupakan faktor yang penting dalam pencapaian motivasi kerja karyawan. Hubungan perilaku atasan dalam memberikan dorongan dan petunjuk dalam bekerja adalah faktor yang sangat penting dalam memberikan motivasi kerja karyawan. Yukl (2001) menyatakan bahwa bekerja tanpa adanya arahan akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan dan akan mengakibatkan menurunnya motivasi untuk bekerja. Peningkatan motivasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi kegiatan organisasi.



KESIMPULAN
Hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa. Informan menganggap lingkungan kerjanya sudah aman dan nyaman dengan keterbatasan fasilatas sarana pelayanan kesehatan yang tersedia. Penerimaan dan kerjasama dengan rekan kerjanya telah berjalan dengan. Begitu juga dengan penerimaan masyarakat, walaupun ada perbedaan budaya masyarakat setempat, sehingga dapat mengganggu dokter dalam melaksakan tugas. Penghasilan yang diterima oleh dokter PNS di Kabupaten Kepulauan Sula telah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan sesuai dengan beban kerjanya, pembayaran gaji/insentif bagi pegawai telah berjalan dengan lancar, meskipun tidak tepat waktu. Pegawai juga tidak berpartisipasi langsung dalam program kerja.

SARAN
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula kiranya dapat lebih memperhatikan aspek-aspek yang dapat meningkatkan motivasi kerja dokter PNS dengan menyediakan fasilitas sarana pelayanan kesehatan yang memadai seperti Alat-alat kesehatan dan memberikan Insentif lebih besar kepada Dokter PNS yang bertugas di Daerah Sangat Terpencil. Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit hendaknya melibatkan dokter PNS dalam menyusun rencana program dan memberikan perhatian berupa penghargaan bagi dokter. Melakukan pembayaran Insentif dokter PNS tepat waktu, dan berdasarkan satu surat keputusan sehingga tidak terjadi perbedaan insentif yang diterima oleh dokter PNS yang bertugas di Dinas Kesehatan dandi Rumah Sakit. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian mengenai motivasi kerja dokter dengan variabel berbeda sehingga dapat diketahui faktor lain yang berhubungan dengan motivasi kerja dokter.
















DAFTAR PUSTAKA
Arep dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi, Penerbit PT. Grasindo: Jakarta
Azwar, Azrul.2010. PengantarAdministrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Publisher, Jakarta.

Departemen Kesehatan R.I. 2011. Rencana Pembangunan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2015 http://jurnal.kebijakankesehatanindonesia.net/index.php/component/content/article/23-jurnal/76-vol-2. di Akses tanggal 6 Desember 2012

Dhania, Dhini Rama. 2010. Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus). Jurnal Psikologi Volume I no.1. http://eprints.umk.ac.id/263/1/15_-_23.PDF. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013

Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2012.

Dwiandra, Vimo Aulia. 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Pekerja
Faridah. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja Petugas Pelaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit Di Puskesmas. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 26, No. 4 halaman 196 – 202. http://eprints.undip.ac.id/17297/1/pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013

Gitosudarmo, I dan Sudito. 2000. Perilaku Keorganisasian. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Handoko, T. H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogjakarta.
Hapsoro. Dimas Estu 2011. Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. http://eprints.undip.ac.id/7656/1/D2A002018 DIMAS_ESTU_HAPSORO.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013

Lubis, Elynar. 2008. Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (PERSERO). Tesis. Universitas Sumatera Utara
Makamban, Juarto. 2010. Studi Motivasi Pada Kinerja Petugas Bagian Pemeriksaan Puskesmas Mangasa Kota Makassar Tahun 2009. Sikripsi ini diterbitkan pada bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Unhas.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2012.ManajemenSumber Daya Manusia, Ed. 1, Cet.20. Bumi Aksara: Jakarta.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Pustaka Setia: Bandung.

Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. ManajemenKesehatan Teori dan Praktek di Puskesmas,Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Sutrisno. 2011. ManajemenSumber Daya Manusia, : Kencana: Jakarta.

Tawale, Efa Novita, Widjajaning Budi dan Gartinia Nurcholis. 2011. Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout pada Perawat di RSUD Serui–Papua. Jurnal INSAN Vol. 13 No. 02. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/2-13_2.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013

Virdila, Fita. 2012. Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Mokopido Kabupaten Tolitoli Tahun 2012. Sikripsi ini diterbitkan pada bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Winardi, J. 2011. Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen.Cetakan ke-6. April 2011. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.




MATRIKS HASIL PENELITIAN
ANALISIS MOTIVASI KERJA DOKTER PNS
DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA
TAHUN 2012
NO
DIM -ENSI
INFORMAN
CONTENT
INTERPRETASI
KESIMPULAN
1
2
3
4
5
6
1
KONDISI KERJA





RA

AH



AH



Lingkungan kerja ya selama ini baik-baik saja. Alhamdulillah, misalnya kerjasama yang baik dengan perawat. Sesama dokter juga
Kalau lingkungan kerja, sejauh ini menurut saya eee bisa dibilang cukup nyaman sih kalau lingkungan kerja, karna memangkan di daerah seperti ini dengan sumber daya yang seadanya dan sarana yang seadanya juga suda lumayan
Kalau di daerah seprti ini sudah lumayan, luman lengkap, sebenarnya sih kalau bisa masih ada yang harus ditambah to, dari pemeriksaan laboraturium, kalau bisa masi ditambah, cuma kan dari segi penggunaannya juga kan disini belum ada spesialistik jadi kan terkadang ee sesuatu yang lengkap tanpa ditunjang oleh tenaga juga mubajir gitu jadi kan ya memang mungkin disini pelayanan nya dengan sarana yang ada seperti ini bisa dimanfaatkan kalau memang tidak eee tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien berikutnya berarti kita harus rujuk ke tempat yang lebih, karna memang kita harus sesuaikan dengan keadaan kita.
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman telah dirasakan oleh dokter PNS.
Lingkungan kerja yang nyaman disertai dengan ketersediaan sumberdaya dan sarana yang seadanya juga dapat memotivasi dokter PNS dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab-nya.
Informan menganggap  lingkungan kerjanya sudah aman dan nyaman dengan keterbatasan fasilatas sarana pelayanan kesehatan yang tersedia.
Namun demikian, beberapa informan menganggap kalau beban kerjanya masih berat karena terbatasnya sumberdaya manusia, seperti tidak tersedianya dokter spesialis  sehingga dokter umum harus memegang peran ganda di rumah sakit.
2
HUBUNGAN INTERPERSONAL


MM

SM







RA

Sebenarnya bagus juga, dengan bawahan, dengan atasan, dengan teman sejawat bagus
Kalau saya sih baik-baik saja, kalau ada pasien masuk ya biasa nya dokter juga ndak terlalu stan bay di UDG to, eeee biasanya perawat yang lansung tangani dulu ee kemudian dokter nya dihubungi baru kita turun nanti perawatnya lansung bilang ini bagaimana dok, kita tinggal periksa dulu baru ini to, kalau menurut kita sudah bagus, apalagi kalau di UGD to,, mereka sudah lincah-lincah, di polik lumayan sudah bagus sekarang, sudah ada perubahan
Ee perbedaan budaya pastilah, ada perbedaan budaya, sebenarnya orang-orang disini baik cuman biasanya eee biasa kadang juga terkadang susah untuk diberitahu karna mungkin apa faktor kekeluargaan, tingkat kekeluargaan yang tinggi misalnya juga itu yang saya bilang ada mereka datang mengntar pasien kita maunya kan dokter memeriksa dulu pasien baru mereka masuk ini tidak mereka maunya semuanya kita eee mereka ada disitu mereka tau apa yang kita periksa apa sakitnya pasien ini begitu jadi maunya mereka tau semuanya kan aturannya dalam dunia kedokteran itu maksudnya maksudnya bukan dalam dunia kedokteran periksa pasien di keluar dulu keluarga Cuma satu orang atau dua orang yang mengamankan ini tidak, mereka susah untuk di beritahu tapi pada dasarnya mereka baik-baik semuanya karna mungkin tingkat kekeluargaan yang tinggi. Karena mungkin saya sudah lama disini jadi sudah kebal dengan orang-orang... eee kebiasaan mereka
Hasil wawancara infroman menunjukkan bahwa hubungan interpersonal dokter PNS dilingkungan kerjanya baik, penerimaan antar rekan kerja dapat berjalan dengan baik.
Hal yang sama juga dialami oleh informan yang lain, bahwa penerimaan dengan bawahan, atasan dan dokter – dokter yang lain dapat berjalan dengan baik, begitu juga dengan penerimaan antara dokter dengan perawat dapat berjalan dengan baik pula
Informan menganggap bahwa penerimaan dan kerjasama dengan rekan kerjanya telah berjalan  dengan baik termasuk juga dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam melayani pasien.
Begitu juga dengan penerimaan masyarakat, walaupun ada perbedaan budaya masyarakat setempat, sehingga dapat mengganggu dokter dalam melaksakan tugas.
3
BAYARAN / UPAH


SM

KA




SM
MM




KA






SA








MK






M.MT
Lancar.... setiap bulan, awal bulan, lansung masuk rekening to, tanggal-tanggal lima sekitar itu
Proses kelancaran gajinya itu pertama ee kita mengajukan pada keuangan, apa ,,, eee bikin permintaan pada keuangan setelah itu gaji diproses, terus proses ee gajinya biasa itu dibawah tanggal lima,tanggal dua sampai tanggal lima lah itu kelancarannya, kalau pun ada keterlambatan itu dibawah tanggal sepuluh,
Ooo sangat mencukupi kalau kita, berlebih malah,
Kalau sekarang ini lima tujuh setenga, potong pajak, bersihnya lima koma empat, insentif daerah itu, surat keputusannya kalau kita tidak tau sampai disitu, tapi katanya mau naik per januari ini, katanya sih dari bendahara belum ada dasar hukumnya sih, SK Bupati
Setiap bulannya kita bayar senilai lima juta tujuh ratus lima puluh, itu belum termasuk pajak kalau pajak potongan untuk golongan tiga itu sekitar lima persen, golongan empat lima belas persen berdasarkan pph pasal 21 Dasar pembayannya kita mengacu pada keputusan bupati, itu dasar pembayarannya Nomor. 01.1/KPTS.01/KS/2012 tentang tunjangan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi
Ya memang kita liat rencana kenaikan itu ada tetapi kita sesuaikan dengan anggaran, terus dengan pemasukan untuk rumah sakit apa semua, jadi perhitungkan disitu, jadi seperti insentif yang ada di dokter, dokter itu kan ada gaji pokoknya ada insentif itu berdasarkan kemampuan daerah. Insya allah mudah-mudahan kita bisa sesuaikan dengan...iya dilihat juga kemampuan itu tadi kemampuan daerah, kemampuan rumah sakit, karna kita rumah sakit kan ada PAD juga, ee apa kebutuhan rumah sakit dari situlah kita perhitungkan”.
Pembayaran bagi insentif dokter ini kami mengambil dasar dari SK Bupati yaitu dengan nomor 114/KPTS.08/KS/2010, yaitu ee sesuai dengan jumlah dari pembagian wilayah, ee yaitu pembagian wilayah untuk insentif dokter ini dibagi dalam tiga katagori, yaitu katagori, biasa, katagori sangat terpencil dan katagori terpencil jadi pembayaran gaji ini sesuai dengan tingkat kesulitan dari daerah jangkauan tempat tugas dokter tersebut
ee yang kita kehendaki memang sebenarnya, seharusnya setiap bulan, namum kalu setiap bulan ada pertimbangan bahwa kalau dokter yang tugas di, jauh dari sini, itu kan setiap saat dia harus kembali maka memang protap dari perbendaharaan daerah itu kan per triwulan, jadi sebenarnya yang ditentukan itukan bukan dari dinas, tapi kita mengikuti aturan mainnya disana sehingga memang ee pemberian tunjangan ini per tiga bulan  
Menurut informan pembayaran gaji kepada dokter PNS setiap bulannya sudah berjalan lancar yang meraka dapat terima melalui rekening
Adapun menurut informan Bendahara RSU proses penerimaan gaji kepada dokter PNS itu sudah berjalan lancar.
Berbeda hal-nya dengan beberapa informan lain, menurut mereka gaji yang diterima setiap bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya,
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan bendahara RSU jumlah insentif yang diterima sebanyak Rp 5.750.000 yang akan dikenakan potongan pajak sesuai dengan golongan masing – masing dokter,
Menurut bendahara Dinas Kesehatan pembayaran insentif dokter berdasarkan pada SK bupati yang pembayaran insentif-nya disesuaikan dengan pembagian wilayahnya, yaitu wilayah kategori biasa, wilayah kategori terpencil dan wilayah kategori sangat terpencil. Jadi pembayaran insentif disesuaikan dengan tingkat kesulitan jangkauan tempat tugas dokter tersebut
Penghasilan yang diterima oleh dokter PNS di Kabupaten Kepulauan Sula telah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan sesuai dengan beban kerjanya, informan juga menganggap bahwa pembayaran gaji/insentif bagi pegawai telah berjalan dengan lancar, meskipun tidak tepat waktu.

4
KEBIJAKAN ORGANISASI



IS




MM






SA





M.MT








SA
Ooo selama ini tar pernah bagitu, seng pernah ada permintaan atau ada permintaan dari dinas untuk puskesmas masukan, usulan apa gitu jarang, tidak ada sama sekali terakhir tahun lalu ka yang diminta masukan permintaan meubulair saja, tapi kalu bilang usulan program tar pernah ada,
Jarang sih, libatkan orang-orang manajemen saja program juga nda, komite etik,  nda, tidak pernah, harusnya sih komite-komite itu lebih banyak di berdayakan to ada komite medik, komite etik, pengawas interen itukan semua ada, dan mereka punya tugas jelas sebenarnya, walaupun dia diluar sturuktur to.tidak kalau kita diajak kitakan pasti, kita nda mungkin juga cawe-cawe(kerasa brusu begitu)
Ya kalau untuk penyusunan program semua dilibatkan, jadi program sebelum masuk ee tahun anggaran baru itu kita ambil dari ruangan-ruangan, apa yang dibutuhkan, terus masukan-masukan mereka disampaikan ke kepala ruangan, kepala ruangan mengajukan ke atas kita rapat bersama baru dibicarakan berdasarkan diskusi itu kita ajukan ke renja
Setiap tahunkan ada rakerkesda,rapat kerja kesehatan daerah nah kesempat itu yang dipergunakan oleh puskesmas untuk memasukan rencana kebutuhan dari puskesmas, yang jelas bahwa ee kalau program inti, program utama ya dalam pelayanan itu suda itu merupakan ee sudah baku, nah yang dari puskesmas ini adalah usulan-usulan yang berkaitan dengan ee pengembangan apakah itu penyediaan tenaga, penyediaan sarana dan prasarana, kemudian kelengkapan-kelengkapan manajemen nah itu yang diusulkan tapi kalau untuk pelayanan itukan sudah ada program baku,
Ya kita berdasar dengan tupoksinya dan kemampuan orang tersebut,kalau memang kemampuannya cocok, sesuai dengan bidangnya, kita distribusikan sesuai dengan keahlian nya kan, kalau dia keperawatan, perawat yang dimana, UGD. kalau dia bidan di bidan yang dimana, umur nya tentu kita melihat juga ini nya tentu kita juga melihat beban kerjanya, kalau masih muda-muda ya ditambah beban kerjanya kalau suda tua suda berkeluarga banyak kita mungkin lebih fleksibel sedikit
Keterlibatan dokter dalam penyusunan program kerja tidak pernah ada permintaan dari dinas agar pihak puskesmas berpartisipasi dalam penyusunan program kerja
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan, menurutnya dokter tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan program kerja, hanya orang – orang manajemen saja yang terlibat langsung dalam penyusunan program kerja
Namun, hal yang berbeda diungkapka oleh pihak direktur rumah sakit menurutnya dalam penyusunan program kerja semua petugas dilibatkan. Dokter diminta untuk memberikan masukan yang disampaikan ke kepala ruangan yang nantinya akan mengajukan masukan tersebut ke atasan pada saat dilakukan rapat penyusunan program
Informan  diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan yang dialami kepada pimpinannya meskipun terkadang tidak terealisasi. Pegawai juga tidak berpartisipasi langsung dalam penyusuanan program kerja. Namun, apabila pegawai menemukan masalah dalam melaksanakan tugasnya maka akan diadakan rapat dalam pengambilan keputusan.
Pimpinan juga senantiasa memberikan dukungan terhadap pengembangan diri pegawainya dengan melakukan pelatihan – pelatihan dan pendidikan formal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar