MAKALAH EKONOMI
MAKRO DAN MIKRO
POLA KONSUMSI, TABUNGAN DAN
INVESTASI
Disusun Oleh :
NAMA : DAHYAR MASUKU
NIM : K11111641
KELAS : A
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “ POLA
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI)”
Saya menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
saya telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh
karena itu dengan rendah hati, saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk
memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Makassar, 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ............................................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................................................. 1
B. Permasalahan
................................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Teori Konsumsi dan Tabungan
....................................................................... 3
B. Fungsi
Konsumsi dan
Tabungan ..................................................................... 6
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan
..................... 10
D. Teori Investasi
................................................................................................ 11
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
................................................. 14
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
.............................................................................................................. 16
Saran
.......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... . 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Teori
konsumsi diperkenalkan oleh John Maynard Keynes sesudah terjadinya Depresi
Ekonomi tahun 1929-1930 melalui bukunya yang berjudul ” The General Theory of Employment, Interest
dan Uang ”. Berbagai kritikan
dan penyempurnaan terhadap teori ini kemudian bermunculan, antara lain kritikan
yang datang dari ” Keynesian” Simon Kuznets dengan konsumsi jangka panjangnya. Teori
Konsumsi kemudian juga dikembangkan oleh
Milton Friedman dengan Permanent Income Hypothesis, yang setuju dengan pemikiran Adam Smith
tentang kebebasan pasar . Franco
Modigliano dengan teori life cycle
Hypothesis - LCH), dan James Duesenbery yang mempelopori teori konsumsi
melalui Relative Income Hypothesis – RIH adalah ahli ekonomi yang
sealiran dengan Keynes.
Kata consumption dilambangkan dengan
huruf C adalah bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan sedangkan bagian
pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan
dilambangkan dengan huruf S (saving). Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi
semua orang dalam suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran
konsumsi masyarakat Negara yang bersangkutan. Disisi lain jika tabungan semua
orang di suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah tabungan
masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat bersama-sama
dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang terakhir ini,
tabungan nasional merupakan sumber dana investasi.
Konsumsi seseorang berbanding lurus
dengan pendapatannya. Secara makroagregat, pengeluaran konsumsi masyarakat
berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan, semakin
besar pula penggeluaran konsumsi.
Perilaku tabungan juga begitu. Jadi,
bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama
bertambah. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap
tambahan pendapatan disebut hasrat marjinal untuk berkonsumsi (marginal
propensity to consume, MPC). Sedangkan nisbah besarnya tambahan tabungan
terhadap pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung ( marginal
propensity to save, MPS). Pada masyarakat yang kehidupan ekonominya relative
belum mapan, biasanya angka MPC mereka relative besar, sementara angka MPS
mereka relative kecil. Artinya, jika mereka memperoleh tambahan pendapatan,
maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu akan teralokasikan untuk konsumsi
B.
PERMASALAHAN
Dari
penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada
makalah ini adalah:
A.
Teori Konsumsi dan Tabungan
B.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
C.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Konsumsi
dan Tabungan
D.
Teori Investasi
E.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Investasi
C.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1.
Mengetahui dan memahami Teori Konsumsi dan
Tabungan
2.
Mengetahui dan memahami Fungsi Konsumsi dan Tabungan
3.
Mengetahui Faktor-faktor
yang mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan
F.
Mengetahui dan memahami Teori Investasi
4.
Mengetahui dan memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Konsumsi dan
Tabungan
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris
yaitu (Consumption) adalah
pembelanjaan
atas
barang-barang
dan
jasa-jasa yang
dilakukan
oleh rumah tangga dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan
tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang
lain digolongkan
pembelanjaan
atau konsumsi.
Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004).
John Maynard Keynes dalam
bukunya yang berjudul ” The General Theory of Employment, Interest dan Uang ”. Menyatakan
bahwa semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat
konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan
sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh
pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol. Pendapatan
suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan Perseorangan (
Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I).
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh
terhadap konsumsi dan tabungan
Rumus Persamaan nya adalah : C = a + bY
Keterangan:
C = konsumsi
Y = pendapatan disposibel
a = konstanta
b = kecenderungan mengkonsumsi marginal (Mankiw, 2003)
Tabungan ialah sisa
dari pendapatan yang telah digunakan untuk pengeluaran pengeluaran konsumsi.
Atau dengan kata lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak
dikonsumsi. Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan
sebagai bagian dari pada pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.
Tabungan adalah
bagian dari pendapatan dapat dibelanjakan (disposable income) yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Ini merupakan tabungan masyarakat. Tabungan
pemerintah adalah selisih positif antara penerimaan dalam negeri dan
pengeluaran rutin. Kedua macam tabungan ini membentuk tabungan nasional,
merupakan sumber dana investasi. Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan
tabungan sehingga rumus umumnya:
Keterangan:
Y =
Pendapatan
C =
Konsumsi
S =
saving (tabungan)
Karena
Y = C + S maka S = Y – C, Jika kita subtitusikan dengan fungsi konsumsi,
maka:
S
= Y – C
S
= Y – (a + BY)
S
= Y – a – BY
S
= –a + (1 – b)Y
Dalam fungsi saving juga
mengenal Marginal Propensity to Save (MPS), yaitu perbandingan antara
bertambahnya saving dengan bertambahnya pendapatan nasional yang mengakibatkan
bertambahnya saving termaksud. Di mana perumusannya adalah sebagai berikut :
Keterangan:
S =
Tambahan tabungan
Y = Tambahan pendapatan
MPS = Marginal Propensity to Save
Di
dalam fungsi konsumsi S = –a + (1 – b)Y, maka besarnya MPS = 1 – b Karena b =
MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1. Untuk fungsi saving berbetuk garis
lurus besarnya nilai S, yaitu marginal propensity to save, pada semua tingkatan
pendapatan nasional adalah sama.
Kendati pada dasarnya
semua sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah tabungan, namun tidak
seluruhnya merupakan tabungan sebagaimana yang dikonsepsikan dalam makro
ekonomi. Hanya bagian yang dititipkan pada lembaga perbankan sajalah yang dapat
dinyatakan sebagai tabungan, karena secara makro dapat disalurkan sebagai dana
investasi. Sisa pendapatan tidak dikonsumsi yang disimpan sendiri (istilah
umumnya celengan) tidak tergolong sebagai tabungan.
Angka tabungan
nasional sendiri merupakan hasil penaksiran pula, yaitu PDB dikurangi Nilai
Konsumsi Akhir Sektor Rumah Tangga dan Sektor Pemerintah, ditambah Pendapatan
Netto Faktor Produksi terhadap Luar Negeri. Jadi, karena kesulitan teknis
penafsiran, metodologi perhitungannya dibalik. Bukannya tabungan masyarakat
ditambah tabungan pemerintah menghasilkan tabungan nasional, melainkan tabungan
nasional dikurangi tabungan pemerintah menghasilkan tabungan masyarakat.
Kepraktisan metodologis semacam ini tentu saja merupakan kelemahannya.
Tabungan masyarakat
bersama-sama tabungan pemerintah dan dana dari luar negeri merupakan sumber
pembiayaan investasi. Dalam rangka menggalakkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan, tabungan masyarakat senantiasa diupayakan untuk terus meningkat.
B.
Fungsi Konsumsi
dan Tabungan
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan fungsi
konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in the long run we’re all
dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka
panjang tidak perlu diprediksi. Fungsi konsumsi Keynes dapat dijelaskan sebagai
berikut
Fungsi konsumsi Keynes adalah:
C = a + c Yd
Dimana
c = Marginal Propensity to Consume (MPC) 0 < MPC < 1
a = Konstanta atau autonomous consumption
Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
Yd = Y – Tx
+ Tr
Tx = Pajak
Tr = Subsidi
Fungsi konsumsi
Keynes adalah
fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes
tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes in the long run we’re all dead. Bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.
Keynes melakukan penelitian hubungan fungsi konsumsi dengan mengambil
data
dari tahun 1929 – 1944. Hasil penelitian di Amerika Serikat tersebut
menunjukkan
adanya pengaruh
pendapatan disposable
dengan
konsumsi, seperti yang terlihat dari gambar berikut:
Gambar 8.1. Fungsi konsumsi Masyarakat di Amerika Serikat
Tahun 1929 - 1944.
Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan
untuk pengeluaranpengeluaran konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah
bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi. Dalam lingkup makro
ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian daripada
pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi. Pendapatan dimanfaatkan
untuk konsumsi dan tabungan sehingga rumus umumnya:
Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = saving (tabungan)
Karena
Y = C + S maka S = Y – C, Jika kita subtitusikan dengan fungsi konsumsi, maka:
S = Y – C
S = Y – (a + BY)
S = Y – a – BY
S = –a + (1 – b)Y
Oleh karena itu
kelebihan tabungan ini akan menyebabkan over investasi atau penimbunan,
sehingga menimbulkan pengangguran. Apakah ini berarti perekonomian akan kembali ke depresi ? Perbandingan antara perkiraan (prediksi) dengan hasil
aktual menunjukkan bahwa : Konsumsi adalah dibawah prediksi Tabungan adalah lebih tinggi dari yang diramalkan
Implikasinya :
Faktor penentu utama dalam
persamaan perilaku konsumsi harus dihilangkan
Tabel Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Tahun 1923 - 1940
Sumber : web.uconn.edu
Rekonsiliasi antara teori
Kuznets dengan teori Keynes (1) Menggunakan
analisis Ekonometrika dari Arthur Smithies tahun 1954 Mengunakan
pendapatan disposal (Yd) dan konsumsi perkapita , dan trend waktu Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi konsumsi Keynes
dan Kuznets hampir serupa, dan hanya berbeda pada pergeseran fungsi
Fungsi konsumsi Kuznets ditunjukkan oleh kurva yang “ meningkat.”
(ditunjukkan pada gambar 4 dibawah) Perkiraan
Smithies menghasilkan persamaan :
C t * = 76.58 + 0.76Y t
* + 1.15(t-1922)
atau dengan kata lain
C t * = [76.58 +
1.15(t-1922)] + 0.76Y t *
yang merupakan bentuk persamaan garis : C = Co + cY
Gambar 4. Fungsi Konsumsi Keynes dan Kuznets
Sumber : web.uconn.edu
Rekonsiliasi antara teori
Kuznets dengan teori Keynes (2) Penyebab pergeseran kurva konsumsi Keynes pada gambar 4 adalah
: Adanya migrasi penduduk dari daerah pertanian
ke kota (harus membeli barang) Pergeseran kesetaraan distribusi yang semakin
besar (yang miskin menabung lebih sedikit) Kenaikan dalam standard hidup (kemewahan menjadi kebutuhan) Untuk alasan inilah maka setiap orang harus meningkatkan
konsumsinya
C.
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
a. Faktor
Ekonomi
- Pendapatan
Rumah Tangga (Household Income )
- Kekayaan
Rumah Tangga ( Household Wealth )
- Tingkat
Bunga ( Interest Rate )
- Perkiraan
Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk
memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan
gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestic dan internasional,
jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.
b. Faktor
Demografi
- Jumlah
Penduduk
- Komposisi
Penduduk
c. Faktor-faktor
Non Ekonomi
- Faktor
social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan,
- Perubahan
etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap
lebih hebat/ideal.
2. Faktor
yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
- Pendapatan
yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin
banyak pula pendapatan yang disisihkan untuk saving.
- Hasrat
untuk menabung (Maginal Propensity to Save) Hal ini didorong
dengan keinginan masing-masing individu dalam mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung
karena pertimbangan keamanan.
- Tingkat
suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak
masyarakatuntuk menabung (saving).
D.
Teori Investasi
Investasi adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya
atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan, menambah / menciptakan
nilai hidup (penghasilan dan kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk
fisik, melainkan juga non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi
fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih
dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.
Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat
tertentu.
1. Investasi
Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan
produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan
umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi
dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment
adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat,
jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB
dikurangi penyusutan.
2. Investasi
Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak
daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan
penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi
yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan.
Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.
Nilai Waktu dari Uang
1. Nilai
Sekarang ( Present Value )
Nilai nominal dari sejumlah mata uang belum tentu akan
lebih berharga dimasa datang. Hal ini sangat tergantung dari tingkat
pengembalian investasi yang diinginkan.
V =
X
Ket : V =
Nilai yang akan datang
(1+r)
X = Nilai sekarang
t = Waktu
r = Faktor diskonto
2. Nilai Masa Mendatang ( Future Value )
Menghintung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari
menghitung nilai sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun
melihat dari sudut pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan
tetap sama.
F = A
(1+r) Ket : F = Nilai masa mendatang yang
diharapkan
A = Investasi awal
t = Waktu
Kriteria Investasi
1. Payback
Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar
investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal
investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati
menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru
menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
2. Benefit/Cost
Ratio (B/C Ratio)
B/C
ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost).
Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau
menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya,
proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang
dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
3. Net
Present Value (NPV)
Perhitungan
dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan
nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang
didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat
langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan
total bersih.
Selisih inilah yang disebut net present
value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
4. Internal
Rate of Return (IRR)
Internal
rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat
NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan (r).
E.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Investasi
1. Tingkat
Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
- Kondisi
Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di
bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan
teknologi. Sedangkan faktor non-teknis,
seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat
kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
- Kondisi
Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat
produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
2. Biaya
Investasi
Hal yangpaling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin
tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan
investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman
rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi
masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
3. Marginal
Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal
Efficiency of Investement
(MEI)
- Marginal
Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga MEC adalah tingkat
pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
- Marginal
Effeciency of Capital (MEC) dan Marginal Efficiency of Investment (MEI
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Konsumsi
adalah
pembelanjaan
atas
barang-barang
dan
jasa-jasa yang
dilakukan
oleh rumah tangga dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan
tersebut.
2.
Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin
banyak tingkat konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin
bertambah. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin
kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat
tabungannya nol.
3.
Pendapatan suatu negara terdiri atas dua hal,
yaitu : (1). Pendapatan Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan
(Y=C+I). Apabila pendapatan berubah,
maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi dan tabungan
4.
Konsumsi
adalah dibawah prediksi, Tabungan
adalah lebih tinggi dari yang diramalkan Implikasinya
5.
Fungsi
konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi
jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang
karena menurut Keynes bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati
6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
- Faktor
Ekonomi
- Faktor
Demografi
- Faktor-faktor
Non Ekonomi
7. Faktor
yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
- Pendapatan
yang diterima
- Hasrat
untuk menabung (Maginal Propensity to Save) Hal ini didorong
- Tingkat
suku bunga bank
8. Investasi
adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi
meningkatkan kemampuan, menambah / menciptakan nilai hidup (penghasilan dan kekayaan).
Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non fisik, terutama
peningkatan kualitas sumber daya manusia
B.
SARAN
Jika
ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
BalasHapusFBS Indonesia – FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang sah dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
Good
BalasHapus